Tol Laut Natuna Pangkas Distribusi Logistik Jadi 15 Hari

Reporter

Rabu, 26 Oktober 2016 03:55 WIB

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi membaca puisi berjudul "Persetujuan dengan Bung Karno, Di Kereta" dalam acara #17anTempo yang bertema Merayakan Chairil Anwar, di gedung Tempo, Jakarta, 15 Agustus 2016. Tempo Channel

TEMPO.CO, Jakarta - Trayek tol laut Jakarta-Natuna-Tarempa-Jakarta dapat mempercepat pendistribusian logistik berupa bahan pokok hingga 500 ton sampai 15 hari.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pelepasan perdana Kapal Tol Laut Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa, 25 Oktober 2016, mengatakan dengan adanya pengoperasian trayek tersebut merupakan perbaikan dari yang sebelumnya per 21 hari.

"Ada improvement (peningkatan) yang terjadi, di mana tadinya kita harus 21 hari ke sana, sekarang lebih pendek 15 hari. Artinya setiap 15 hari ada lebih 300 ton, bahkan 400 ton, nanti meningkat 500 ton kita supply (sediakan)," katanya.

Dengan demikian, dia berharap harga-harga bahan pokok di Natuna lebih stabil dan disparitas harga bisa terus ditekan.

"Satu daerah harganya akan stabil, lebih jauh dari itu bagaimana keseharian ketersediaan barang menjadi lebih baik. Kita tahu harga di pusat dan daerah bermasalah dan fungsi di dalamnya belum terlalu baik, karenanya dengan suatu proses pengiriman barang ke Natuna ini kita akan meningkatkan keseimbangan ekonomi, efisiensi, yang memberikan dampak ekonomi yang baik pada dua tempat," katanya.

Meskipun antara Jakarta dan Natuna, menurut dia, disparitasnya tidak terlalu jauh, yaitu sekitar 30 persen, namun kepastian kapal bisa terjamin.

"Karena saat gelombang besar, tidak ada kapal kecil yang mau ke sana," katanya.

Budi menambahkan kedua tempat, baik Jakarta maupun Natuna akan memainkan peran yang resiprokal, yaitu dari Jakarta dikirim bahan pokok, sementara dari Natuna dikirm ikan-ikan segar.

"Perikanan Nusantara akan mengumpulkan ikan-ikan yang diperoleh dari sana dengan jumlah tonase yang besar untuk dikirmkan ke Jakarta," katanya.

Untuk itu, menurut dia, antara BUMN yang terlibat harus mengupayakan penguatan sistem, konsistensi dan ketepatan waktu.

"Bersama Pelni dan RNI kita menguatkan apa yang kita rancang," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Laut A Tonny Boediono mengatakan subsidi untuk trayek Natuna tersebut tengah dilakukan penghitungan.

Dia mengatakan salah satu mekanisme penghitungannya dengan tingkat keterisian atau "load factor".

"Nanti dihitung dulu mampunya berapa, kalau kita langsung kasih kan rugi," katanya.

Tonny menambahkan proses tender tiga trayek untuk swasta juga akan segera dimulai tahun ini.

Kapal KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut tersebut akan beroperasi secara berjadwal untuk melayani kebutuhan logistik di pulau Natuna.

Kapal tersebut memiliki bobot besar yaitu 3.000 DWT, sehingga diharapkan mampu mengatasi segala kondisi cuaca untuk menjamin kepastian jadwal kapal.

"Kapal yang mengangkut logistik berupa kebutuhan bahan pokok dan alat berat untuk bongkar muat barang, forklift dan alat bantu lainnya diperkirakan tiba di Natuna pada 29 Oktober 2016," katanya.

Budi mengatakan kapal tersebut akan beroperasi dengan frekuensi kedatangan kapal setiap 14 hari atau dua kali dalam sebulan dengan rute Jakarta-Natuna-Tarempa-Jakarta.

"Model Tol Laut Logistik ini secara bertahap akan diterapkan ke wilayah lain," katanya.

Tol Laut Logistik merupakan program yang digagas Kemenhub dengan skema kerja sama sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan sarana dan prasarana transportasi serta bahan komoditas yang diangkut, yaitu PT Pelabuhan Indonesia II dengan anak perusahaan PT MTI (Multi Terminal Indonesia, PT Pelni dengan anak Perusahaan PT Pelni Logistik dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membentuk satu konsorsium dengan menggunakan metode mendekatkan gudang ke masyarakat.

Konsorsium tersebut akan menyediakan sarana dan prasarana transportasi untuk mengirim barang kebutuhan pokok sampai ke gudang di Natuna.

Menurut Budi, PT Perikanan Nusantara akan menyediakan muatan balik bagi kapal kembali ke Jakarta.
ANTARA

Berita terkait

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

1 hari lalu

Biaya Pendidikan STIP Jakarta yang Viral Usai Siswanya Tewas Dianiaya Senior

Biaya pendidikan STIP mencapai puluhan juta rupiah per semester

Baca Selengkapnya

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

2 hari lalu

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Selesai Akhir Tahun Ini

Proyek peningkatan dan pengembangan Stasiun Tanah Abang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

2 hari lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

2 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

2 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

5 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

5 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

5 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

5 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

8 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya