Greenpeace: Kebakaran Hutan Terulang di Lahan yang Sama  

Reporter

Minggu, 28 Agustus 2016 17:06 WIB

Warga mengambil foto di dekat roda observasi Singapore Flyer yang diselimuti oleh kabut, di Singapura, 26 Agustus 2016. Kabut asap kebakaran hutan di Riau kembali menyerang Singapura dan negara tetangga. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi nonpemerintah pemerhati lingkungan hidup, Greenpeace, mengungkapkan bahwa kebakaran hutan yang kembali terjadi di wilayah Riau berada pada lahan yang pernah terbakar tahun lalu.

"Banyak perusahaan lebih tertarik memamerkan pemadaman api dengan bom air, padahal kebakaran bisa dicegah dengan membasahi kembali gambut yang telah dikeringkan untuk perkebunan sawit, kertas, dan pulp," ujar Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Yuyun Indradi, dalam keterangan tertulis, Minggu, 28 Agustus 2016.

Sepanjang Agustus ini, terpantau lebih dari 3.000 titik panas muncul di wilayah Provinsi Riau. Akibatnya, per Sabtu, 27 Agustus 2016, polusi akibat asap kebakaran di Kota Bengkalis, Provinsi Riau, telah mencapai tingkat sangat tidak sehat. Begitu juga indeks pencemaran udara di Singapura yang mencapai tingkat tidak sehat pada Jumat lalu dan Malaysia juga telah melayangkan surat protes resmi kepada pemerintah Indonesia.

Analisis Peta Kepo Hutan Greenpeace mengungkapkan, banyak kebakaran terjadi di konsesi perkebunan milik industri yang sama dengan kebakaran tahun lalu. Bencana ini, Greenpeace menilai, terjadi berulang kali karena perusahaan mengabaikan peringatan pemerintah sejak November 2015 untuk segera menyekat kanal-kanal agar gambut kembali basah dan tidak mudah terbakar.

"Perusahaan lebih mengutamakan keuntungan daripada kesehatan masyarakat dan lingkungan serta masih memperdebatkan apakah wilayah gambut masih bisa dieksploitasi," kata Yuyun. Dia meminta pemerintah mengambil tindakan lebih tegas terhadap perusahaan yang abai.

Polisi dan kuasa hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kata dia, punya peta yang menunjukkan di kawasan mana saja yang terjadi kebakaran hutan pada tahun lalu. "Namun hanya segelintir yang dituntut dan, ironisnya, polisi telah menghentikan penyelidikan terhadap 15 perusahaan yang terbakar pada 2015."

Meskipun 1.296 titik api terpantau dalam kawasan konsesi pada Agustus ini, Kamis lalu, Kepolisian RI hanya menyelidiki sembilan perusahaan di Provinsi Riau. Sementara itu, 85 petani telah ditetapkan sebagai tersangka di Riau—mungkin menargetkan petani lebih mudah dibanding perusahaan dan keterkaitannya.

Greenpeace mendukung kuat upaya penegakan hukum yang dilakukan pemerintah atas PT BMH baru-baru ini untuk membuat jera perusahaan yang lalai mencegah dan mengatasi kebakaran di wilayah konsesi tanggung jawabnya. Ini, kata Yuyun, merupakan pesan kuat bagi perusahaan-perusahaan yang punya berkomitmen nol deforestasi, seperti APP, APRIL, dan perusahaan lain, untuk melihat risiko kegagalan keberlanjutan terkait dengan kebakaran hutan.

"Perusahaan pemasok dan anak perusahaan yang tersangkut kasus hukum serta diputus bersalah oleh pengadilan harus dikeluarkan dari rantai pasok sampai mereka berubah dan perbaikan terjadi."

PRAGA UTAMA

Berita terkait

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

2 hari lalu

Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas

Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

12 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

13 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

13 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

16 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

18 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

18 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

22 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

23 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

38 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya