TEMPO Interaktif, Jakarta:Kepala Perwakilan Dana Moneter Internasional (IMF) Steven Schwartz mengatakan, mempercepat pembayaran utang ke lembaganya merupakan hak setiap anggota IMF."Sebuah negara bisa membayar utangnya kapan saja sesuai keinginan mereka," kata Steven sesuai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Senin (15/5). Menurut dia, tak perlu ada diskusi formal antara pemerintah Indonesia dengan IMF dalam percepatan pembayaran ini. "Diskusi formal tak perlu," katanya. Steven mengatakan kaidah umum dalam percepatan pembayaran utang adalah telah pulih dan menguatnya ekonomi serta posisi eksternal negara bersangkutan. Ekonomi Indonesia, kata dia, sudah mulai membaik dan trennya bakal melesat di masa mendatang. Ide percepatan pembayaran utang dihembuskan oleh Bank Indonesia. Pemerintah sendiri sudah mempercayakan bank sentral karena keputusan tersebut sepenuhnya ada di Kebon Sirih. Bank Indonesia menilai neraca pembayaran Indonesia sangat bagus yang ditunjang oleh cadangan devisa yang melimpah. Dua alasan ini menjadi faktor penting percepatan pembayaran utang tak bisa ditunda lagi. Bank sentral kini masih merumuskan konsep dan waktu percepatan pembayaran itu. Steven mengaku belum menerima secara resmi rencana percepatan pembayaran dari Bank Indonesia. Utang Indonesia ke IMF masih tersisa US$ 7,8 miliar. Bank Indonesia beberapa waktu lalu mengemukakan ada tiga opsi untuk melunasi utang ke IMF tersebut. Melunasi sekaligus, mencicil dua kali atau tiga kali. IMF telah menyatakan tidak akan ada penalti atas percepatan pembayaran utang. Pembayaran itu akan diambil dari cadangan devisa yang saat ini sebesar US$ 42,8 miliar. BAGJA HIDAYAT
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
1 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim
29 Januari 2024
Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim
Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.