TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan pemerintah akan sangat hati-hati dan selektif dalam mempertimbangkan tawaran pinjaman dengan skenario tinggi (high case scenario) dari Bank Dunia, ADB maupun dari Jepang."Saya sedang kaji karena kita akan selektif, jadi apakah itu nanti akan masuk prioritas atau tidak," kata paskah di kantornya hari ini.Menurutnya, pemerintah tidak perlu menambah pinjaman luar negeri jika hanya untuk menambal defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara 2006 ini. "Kami harus selektif, apakah pembiayaan luar diperlukan. Kalau sekedar menutup defisit APBN itu nanti dulu deh," katadia.Paskah menginginkan pemerintah lebih banyak menggunakan pembiayaan yang berasal dari pinjaman dalam negeri. Menurutnya, perimbangan antara pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan luar negeri sangat jauh dari takaran idealnya. Akibat pinjaman pemerintah yang terlalu banyak dari luar negeri membuat fiskal tidak cukup aman. "Local content harus lebih besar," kata diaSaat ini baru 20 hingga 25 persen dari total pinjaman pemerintah dibiayai dari dalam negeri, sementara 70-80 persennya berasal dari luar. "Mestinya dibalik 70 sampai 80 persen local content, supaya kita aman," kata dia.agus supriyanto