BI Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi RI 2016 Capai 5,6 Persen

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 24 November 2015 23:27 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2016 akan berada di kisaran 5,2-5,6 persen. Angka tersebut naik dari target pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yaitu 4,7-5,1 persen. "Permintaan domestik akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, dibantu proyek infrastruktur pemerintah, " ujar Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Selasa 24 November 2015, di Jakarta.

Agus menuturkan sektor domestik akan menjadi penopang, dikarenakan permintaan ekspor yang masih belum begitu kuat tahun depan. Hal ini dikarenakan harga komoditas yang belum akan naik signifikan dan kondisi ekonomi global yang walaupun tetap tumbuh tetapi tidak akan terlalu kuat. "Harga komoditas bahkan kita lihat masih akan negatif dan mengalami penurunan, " katanya.

Ia menjelaskan ada empat kekuatan domestik yang dimiliki Indonesia untuk menghadapi tantangan perekonomian di 2016. Pertama yaitu seluruh jajaran pemerintah yang sudah sepaham dan bersinergi melakukan inisiasi reformasi struktural. Kedua, yaitu penduduk Indonesia dengan usia produktif yang ekspansif, dalam hal ini menurut dia bukan hanya sebagai modal dasar untuk produksi tetapi juga sebagai basis konsumen untuk permintaan barang dan jasa dalam negeri.

Ketiga, adalah konsolidasi politik di Indonesia yang berdampak pada iklim kondusif perekonomian. Serta yang keempat adalah disiplin dalam manajemen makro yaitu dengan konsisten menjaga defisit fiskal dan defisit neraca transaksi berjalan.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di akhir tahun diprediksi berada di angka 4,8 persen. "Kita masih bagus pertumbuhannya dibandingkan negara berkembang lain, yang beberapa bahkan minus pertumbuhannya," ujar Agus.

Pertumbuhan kredit 2016 diproyeksikan dapat mencapai 12-14 persen. Target inflasi masih sama seperti tahun ini, yaitu 4 plus minus 1 persen. Sedangkan, defisit transaksi berjalan tahun depan diproyeksikan akan lebih tinggi dari tahun ini yang berada di angka 2 persen, yaitu naik menjadi 3 persen. "Ini karena tahun depan banyak proyek infrastruktur, akan ada banyak impor bahan baku jadi otomatis pengaruh ke kenaikan defisit transaksi berjalan, " kata Agus lagi.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya