Bank Indonesia Tetap Pertahankan BI Rate 7,5 Persen, Ini Alasannya

Reporter

Selasa, 17 November 2015 18:44 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat berdiskusi di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 November 2015. TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Selasa, 17 November 2015, memutuskan tingkat suku bunga acuan BI (BI Rate) dipertahankan pada level 7,5 persen. Begitu juga dengan suku bunga deposit facility tetap di level 5,5 persen, sedangkan loan facility di kisaran 8 persen.

Namun, hasil RDG memutuskan untuk menurunkan giro wajib minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8 persen menjadi 7,5 persen dan berlaku sejak 1 Desember 2015. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan stabilitas makroekonomi semakin baik sehingga terdapat ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter.

"Penurunan GWM merupakan pelonggaran kebijakan moneter untuk menambah kapasitas landing sebesar Rp 18 triliun," kata Perry di Bank Indonesia, Selasa, 17 November 2015.

Meski tidak menurunkan bunga acuan, BI yakin inflasi tahun ini lebih rendah. Gubernur Bank Indonesia Agus Marto optimistis inflasi 2015 terjaga di kisaran 4 plus-minus 1 persen. Bank sentral memprediksi defisit transaksi berjalan yang diperkirakan berada pada kisaran 2 persen dari Produk Domestik Bruto 2015.

"Masih tidak pastinya The Fed, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati menempuh langkah pelonggaran kebijakan moneter," kata Agus. Ia berharap pelonggaran kebijakan melalui penurunan GWM primer ini dapat meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan.

Ia juga mengatakan Bank Indonesia akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk memperkuat struktur perekonomian sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan tetap terjaga.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Bank Indonesia agar mau mengambil kebijakan penurunan suku bunga. Dia beralasan, suku bunga rendah dapat memancing banyak investasi.

"Mana ada investasi kalau bunga tinggi, itu saja rumusnya," kata dia seusai menjadi keynote speech Tempo Economic Briefing, di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 17 November 2015.

Kalla meminta Bank Indonesia selalu berpikir jernih dalam setiap keputusannya untuk menjaga stabilitas moneter, khususnya terkait dengan kebijakan suku bunga. “Karena kebijakan suku bunga tidak mudah untuk dipahami, kita harus berpikir jernih,” katanya.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya