BPS: Pengangguran Terbuka Naik Jadi 5,96 Juta Orang

Reporter

Kamis, 12 November 2015 23:02 WIB

Ilustrasi pengangguran. Agbeat.com

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat, jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2015 bertambah 81.000 orang menjadi 5,96 juta orang dari Agustus 2014 5,88 juta orang.


Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut menilai untuk mengantisipasi peningkatan pengangguran pada tahun depan, pemerintah daerah harus secepatnya merespon paket kebijakan ekonomi pemerintah pusat.


Sekretaris Apindo Sumut Laksamana Adhyaksa mengatakan, saat ini Sumut juga terdampak perlambatan ekonomi nasional dan global. Adapun, kebijakan pemerintah pusat dengan merilis beberapa paket kebijakan ekonomi akan membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.


"Di Sumut, khususnya untuk sektor industri, ini sangat terasa dampaknya. Ini tentu memengaruhi kesempatan kerja yang ada. Apindo memperkirakan dalam 5 tahun ke depan, per tahun paling tidak secara nasional ada tambahan 3 juta pengangguran. Nah, pemda harus mendukung paket kebijakan ekonomi dengan secepatnya mengeluarkan perda yang sesuai," papar Laksamana, Kamis (12 November 2015).


Dia merinci, turunan regulasi yang dimaksud terutama yang terkait dengan percepatan proses perizinan pendirian usaha. Dengan begitu, akan lebih banyak calon investor baik asing maupun dalam negeri yang tertarik berekspansi dan menanamkan modalnya.


Advertising
Advertising

Laksamana menjelaskan, saat ini progres mempermudah perizinan yang dilakukan oleh pemerintah pusat sudah cukup baik. Namun, di daerah, masih banyak yang lamban menanggapi karena otonomi daerah.


"Ini harus segera berubah. Perizinan harus singkat, tapi tanpa melanggar aturan yang ada. Pemda harus segera melakukan ini, baik di tingkat provinsi, hingga kecamatan. Pemerintah pusat juga harus mendesak pemda melalui target yang jelas. Bantuan anggaran dan alokasi APBN didistribusikan berdasarkan kinerja pemda saja," tambahnya.


Dengan begitu, lanjut Laksamana, akan semakin banyak lapangan kerja tercipta dan mampu mengurangi pengangguran. Industri, sebutnya, merupakan sektor yang memiliki multiplier effect yang paling besar mendongkrak pertumbuhan ekonomi.


Selain percepatan perizinan, hal lain yang memerlukan respon cepat pemda melalui regulasi turunan yakni akses ke pasar keuangan, dan kemudahan perpajakan.


"Kami sadar bahwa kalau sekarang ya belum akan terasa dampaknya. Pemerintahan ini kan baru memulai fondasi perekonomian baru. Ini akan makan waktu 1-2 tahun. Nanti pada tahun-tahun selanjutnya, dampak akan lebih cepat terasa," ucap Laksamana.


Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono menyebutkan, Pemprov Sumut harus segera mengantisipasi peningkatan pengangguran pada tahun depan yang cukup besar. Pasalnya, jumlah angkatan kerja terus bertambah.


Dia mencontohkan, pada Agustus 2015, penambahan angkatan kerja dari Agustus 2014 yakni 119.000 orang. Totalnya mencapai 6,39 juta orang dari 6,27 juta orang.


"Jumlah angkatan kerja per tahun yang bertambah rata-rata 100.000 orang itu merupakan warning. Sementara itu, selama Agustus 2014 hingga Agustus 2015, tingkat partisipasi angkatan kerja hanya meningkat tipis dari 67,07% menjadi 67,28%. Tingkat pengangguran terbuka naik dari 6,23% menjadi 6,71%," ujar Wien.


Tak hanya itu, BPS Sumut juga mencatat, jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan utama juga menurun pada dua sektor yakni pertanian dan industri. Pertanian, pada Agustus 2015 jumlahnya menurun menjadi 41,3% atau 2.462 orang dari 42,52% atau 2.501 orang pada Agustus 2015.


Untuk industri, menurun menjadi 7,55% atau 450 orang dari 7,84% atau 461 orang. Adapun, sektor yang memiliki peningkatan jumlah tenaga kerja yakni perdagangan, rumah makan dan akomodasi serta jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan.


BISNIS.COM

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

43 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya