Ekonomi AS & Cina Lambat, Pemulihan Ekonomi Global Terhambat

Reporter

Selasa, 3 November 2015 23:02 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Pemulihan ekonomi global diprediksi masih terhambat hingga akhir tahun ini karena sejumlah negara yang berpengaruh seperti Amerika Serikat dan Cina dan beberapa yang berada di kawasan Eropa masih mengalami perlambatan ekonomi.

Kepala Divisi Statistik Sektor Rill Departemen Statistik Bank Indonesia Widya Agustin di Palembang, Selasa (3 November 2015), mengatakan, keadaan ini terpantau pada kondisi perekonomian dunia dari Mei hingga Agustus 2015.

"Cina diperkirakan akan terus melambat hingga akhir tahun karena sejak Mei hingga Agustus masih membukukan pertumbuhan ekonomi 6,8 persen. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yakni sebesar 7,4 persen," kata Widya dalam acara temu responden survei Bank Indonesia.

Dari sisi permintaan, pelemahan ekonomi Tiongkok ini tercermin dari ekspor dan investasi aset tetap yang masih lemah.

Begitu pula dari sisi produksi, pelemahan ekonomi Tiongkok ini terindikasi dari penanaman modal industri manufaktur dan komposit yang menurun kembali akibat penurunan permintaan ekspor.

Sementara, Amerika Serikat masih rentan karena terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi dari 3,0 persen di Mei 2015, menjadi 2,5 persen di Agustus 2015.

Data non-farm payrolls mengindikasikan lemahnya indikator ketenagakerjaan dan berada di bawah ekspektasi pasar, begitu pula dengan angka pertumbuhan gaji yang mengalami penurunan secara bulanan dengan ditandai tingkat partisipasi tenaga kerja juga melemah.

"Hanya pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa yang diperkirakan akan terus membaik hingga akhir tahun karena trennya bergerak dari 1,4 persen pada Mei 2015 menjadi 1,5 persen pada Agustus 2015," kata dia.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik karena ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan sektor manufaktur yang mulai berani berekpansi.

"Penguatan permintaan domestik akan berimbas pada membaiknya konsumsi sehingga turut berdampak positif pada penjualan ritel. Perbaikan sektor konsumsi ini juga membenahi sektor tenaga kerja yang tercermin dengan penurunan tingkat pengangguran di Eropa," kata dia.

Berdasarkan data ini, Widya memandang bahwa perekonomian global belum begitu membaik hingga akhir tahun sehingga harga komoditas, seperti tembaga, batu bara, palm oil, karet, nikel, timah, almunium, kopi, juga masih belum sesuai harapan.

Akan tetapi, di tengah belum membaiknya perekonomian dunia ini, BI masih memprediksi bisa mencetak pertumbuhan ekonomi 4,8 persen pada triwulan III-2015, atau sedikit lebih tinggi jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yakni 4,67 persen.

"Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh akselerasi investasi pemerintah sejalan denganmeningkatnya belanja modal Pemerintah. Peningkatan investasi ini tercermin dari meningkatnya proyek-proyek pemerintahyang telah memasuki tahap konstruksi," ujar dia.


ANTARA

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya