Angka Pengangguran di Jawa Barat Capai 1,7 Orang  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 18 Oktober 2015 16:11 WIB

Pengunjung saat mendaftar pekerjaan di career builder.co.id di gedung smesco, Jakarta, 11 Juni 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dalam kurun waktu satu tahun, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 300 ribu jiwa. Tempo: Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Karawang - Dibandingkan dengan provinsi lain, Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang tertinggi pengangguran di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri seusai membuka gelaran acara Reuni Alumni Magang Jepang di Karawang, Jawa Barat, Ahad, 18 Oktober 2015.

"Pengangguran di Jabar mencapai 1,7 juta orang. 60 persen merupakan lulusan SMP," kata Hanif.

Menurut Hanif, hal ini menyulitkan orang untuk mencari kerja, kebanyakan pengangguran berpendidikan rendah. Untuk mengatasi hal itu, dalam waktu dekat, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan menggulirkan program sertifikasi uji kompetensi untuk 350 ribu tenaga kerja di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan adanya sertifikasi uji kompetensi untuk calon pekerja, Hanif berharap perusahaan di seluruh Indonesia tidak harus menerima lowongan kerja dengan syarat pendidikan formal.

“Pendidikan formal itu sangat penting. Namun dengan adanya pelatihan skill tenaga kerja dengan uji kompetensi yang bersertifikat. Perusahaan dapat membuka lowongan kerja untuk pendidikan formal dan lulusan pelatihan,” kata Hanif.

Hanif meminta perusahaan untuk membuka lowongan kerja bukan hanya berdasarkan pendidikan formal. “Calon pegawai yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan meskipun hanya memiliki sertifikat tertentu harus juga diterima,” harap Hanif.

Selain pendidikan, kurangnya jumlah pengusaha juga mempengaruhi rendahnya serapan tenaga kerja. “Jumlah pengusaha lokal di Indonesia hanya 1,65 persen, padahal pengusaha lokal bisa membantu menyerap tenaga kerja," tandas dia.

Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih tertinggal dalam hal jumlah pengusaha. Menurut Hanif, idealnya negara yang mempunyai ekonomi baik memiliki jumlah pengusaha lokal di angka 4 persen. "Seperti Malaysia. Pengusaha lokal mereka di angka 4 persen, dan Thailand di angka 7 persen,” katanya.

Karena itu, untuk menekan angka pengangguran, pemerintah dalam kebijakan ekonomi jilid empat siap menggulirkan bantuan kredit usaha rakyat bagi perseorangan produktif. “Bantuan tersebut sebesar 30 triliun untuk mencetak pengusaha-pengusaha mandiri di Indonesia,” pungkasnya.

HISYAM LUTHFIANA

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

39 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

54 hari lalu

Ketahuan Memainkan Suara Caleg, Lima Anggota PPK di Karawang Diberhentikan oleh KPU

KPU Karawang menemukan bukti dan pengakuan terjadinya pemindahan perolehan suara dari satu caleg ke caleg lainnya.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

59 hari lalu

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

KPK soal Penetapan 3 Tersangka di Kemenakertrans: Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

25 Januari 2024

KPK soal Penetapan 3 Tersangka di Kemenakertrans: Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

KPK menegaskan penetapan tersangka Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Reyna Usman tak ada kaitannya dengan Pemilu

Baca Selengkapnya