1 Suro: Orang-orang Itu Berkeliling Benteng Tanpa Bicara

Reporter

Rabu, 14 Oktober 2015 09:06 WIB

ANTARA/Wahyu putro A

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan warga berbondong-bondong menggelar prosesi Topo Bisu mubeng beteng (berjalan tanpa bicara mengelilingi beteng) keraton Yogya untuk memperingati 1 Suro, Selasa petang 13 Oktober 2015.

Pantauan Tempo setidaknya ada tiga kelompok massa besar berbagai latar yang menggelar prosesi Topo Bisu, berbeda dengan penetapan Suro keraton yakni Kamis 15 Oktober. Jika mengikuti keraton, maka topo bisu baru dilakukan Rabu malam 14 Oktober.

Para peserta topo bisu yang membawa bendera putih bertulis yayasan 'Pesatu Indonesia' menggelar prosesi persis di depan komplek Pagelaran Keraton, tengah Alun-Alun Utara.

Kelompok ini menggelar ritual sebelum topo bisu dengan aura sakral lewat wewangian dupa dan semerbak melati yang disebar di sekeliling kelompok berjumlah seratusan peserta itu. "Ini bukan untuk melawan atau beda dengan penanggalan keraton, memang sudah tradisi, dan kami meyakini malam Suro sekarang tetap sesuai Masehi," ujar salah satu peserta Imam Bambang Sutoto kepada Tempo usai ritual.

Imam menuturkan, Pesatu merupakan paguyuban yang menginginkan gerakan persatuan seluruh elemen di Indonesia, dari wilayah DI Yogyakarta. "Makanya kami juga memakai simbol pakaian nusantara yang berbeda-beda," urainya yang mengenakan baju peranakan khas Sunda.

Prosesi kelompok Pesatu itu sendiri dipimpin seorang bernama Ki Gde Mahesa. Mulai pukul 20.00 WIB, kelompok itu menggelar kenduri terlebih dulu dengan meletakkan tiga tumpeng beda warna di tengah alun-alun. Para peserta menyinari ritual dengan puluhan obor.

Mahesa selaku pemimpin ritual, tanpa henti membacakan mantra-mantra berbahasa jawa dengan irama cepat. Kain perak menutupi dua mata Mahesa. Sekitar pukul 21.00 WIB, kelompok Pesatu mulai bergerak ke barat melalui jalan Kauman untuk mulai mengitari beteng. Mahesa memimpin mubeng beteng tetap dengan mata tertutup.

Namun, saat hendak mubeng beteng, kelompok Pesatu sempat berputar di Alun-Alun Utara karena salah arah. Awalnya mereka hendak melalui Titik Nol Kilometer yang sedang ada perbaikan jalan. Setelah seorang warga memberitahu Titik Nol sedang ada perbaikan, kelompok putar arah lewat Jalan Kauman.

Kelompok warga lain yang dipimpin rombongan berdandan ala prajurit keraton dan berbendera Bregodo Niti Manggala, juga melakukan aksi topo bisu melintasi Alun-Alun Utara. Dandanan dan atribut kelompok ini lebih simpel, dengan pakaian biasa dan tak ada perangkat seperti tumpeng atau wewangian dupa juga melati.

Saat para warga melakukan topo bisu mubeng beteng pada Selasa petang, tak ada penjagaan ketat kepolisian. Sedangkan sejumlah pekerja tampak sibuk di komplek Masjid Gede Kauman untuk membuat panggung persiapan peringatan Suro versi keraton Rabu petang 14 Oktober.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

14 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

25 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

26 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

46 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

47 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

48 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya