Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno saat tiba di Pergudangan Bulog, Sunter, Jakarta Utara, 2 Oktober 2015. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah masih melakukan penghitungan cadangan beras untuk memastikan stok aman hingga memasuki pergantian tahun 2015-2016. Satu-satunya yang menjadi pertimbangan adalah keberadaan fenomena El Nino.
Presiden Joko Widodo mengatakan, jika Oktober 2015 sudah mulai turun hujan, akan diputuskan langkah yang diambil pemerintah. Sebelumnya, ketika ditanya kemungkinan impor beras, Jokowi menjawab masih dilakukan penghitungan cadangan beras panen di daerah.
"Sudah beberapa kali kita sampaikan, kita ingin perkuat cadangan beras. Tapi kita lihat lapangannya seperti apa karena kita harus ngomong apa adanya, ada El Nino. Hujan turun kapan? Kalau Oktober turun, akan diputuskan bagaimana strateginya," ujar Presiden di gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2015.
Jokowi menambahkan, pemerintah berusaha tidak melakukan impor jika pasokan panen pada musim kering di sejumlah daerah masih mencukupi. Hal itu bertujuan agar tidak merugikan petani dan pedagang. "Supaya petani senang, pedagang senang, dan masyarakat juga senang," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan persediaan Bulog terhadap kewajiban tidak ada masalah hingga akhir tahun. Untuk tahun depan bergantung pada El Nino.
"Pasti bertanya, tahun depan enggak, sangat bergantung pada El Nino. Kalau petani kita bisa segera menabur benih dan tanam, semua aman. Tapi, kalau tidak, harus ada skenario lain," tuturnya.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
1 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.