Australia Tawarkan Pabrik Uang Plastik ke Bank Indonesia

Reporter

Editor

Selasa, 13 Desember 2005 22:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah menyatakan uang kertas baru yang diproduksi Perusahaan Uang Republik Indonesia (Peruri) saat ini telah mengakomodasi keinginan kaum tunanetra, dengan menggunakan kode tertentu (blind code). Kode tersebut terletak di samping kanan bagian muka uang.Itulah keunggulan uang kertas dibandingkn uang plastik, yang pernah sempat dicetak untuk nilai Rp 100 ribu. Dalam uang kertas yang baru, terdapat perubahan ukuran benang pengaman yang lebih lebar dan terlihat seperti dianyam. Serta nomor seri yang berjenis telekospik dengan kombinasi empat warna. "Unsur pengaman lainnya adalah, tinta berubah warna atau OVI dan gambar tersembunyi,"kata Burhanuddin.Soal keamanan itulah yang membuat BI memilih menggunakan bahan baku kertas bukan polymer. "Bila uang kertas memiliki benang pengaman, uang plastik tak bisa,"kata Kepala riset Perencanaan, Divisi Pengembangan dan Laboratorium Bank Indonesia, Bambang Prayitno. Apalagi bahan baku uang kertas dapat diperoleh di dalam negeri. Uang plastik atau polymer yang pernah beredar di Indonesia, hanya bisa dicetak di Australia, Note Printing Australia. Namun, uang plastik yang dicetak di Australia itu bahkan rawan pemalsuan. Untuk Indonesia bahan polymer tak cocok dengan iklim tropik Indonesia.Beberapa perusahaan percetakan uang Australia, melalui pejabat BI menawarkan mencetak uang plastik. Bukan itu saja, bahkan Australia, juga menawarkan Indonesia untuk mendirikan pabrik baru untuk bahan pembuatan uang plastik itu. Menurut sumber di BI, proposal itu sudah diajukan, walaupun sampai kini belum ada tanggapan. Bukan tidak mungkin bila pejabat pro uang plastik menduduki pimpinan puncak BI, pabrik dan percetakan uang plastik bisa terwujud.Ahmad Taufik

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya