Mengimpor Bahan Pangan, Apa Keuntungannya?

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 22 September 2015 23:00 WIB

Petugas Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Walikota Jakarta Pusat mengambil sampel tahu untuk diuji di Pasar Senen, Jakarta, 11 Juni 2015. Uji sampel ini untuk mengetahui ada atau tidaknya bahan makanan yang mengandung pestisida, formalin, dan klorin yang beredar dipasaran mendekati Bulan Suci Ramadhan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Kepulaua Riau Agung Mulyana mengatakan Menteri Perdagangan mengizinkan Kepri mengimpor bahan pangan demi mencukupi kebutuhan warga provinsi yang wilayahnya berbatasan dengan empat negara itu .

"Selagi itu untuk rakyat dan dalam batas kewajaran, Menteri tidak pernah melarangnya," kata Penjabat Gubernur Agung Mulyana usai bertemu dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong di Jakarta, Selasa, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima.

Gubernur langsung memastikan Kementerian Perdagangan tidak pernah melarang masuknya bahan pangan ke wilayah Batam, Bintan dan Karimun, sebagaimana keluhan dari sejumlah pengusaha.

Namun, ia menegaskan, barang yang diimpor hanya untuk kebutuhan warga Kepri, tidak untuk dikirim ke daerah lain. Selain itu, jumlahnya pun harus sesuai kebutuhan, tidak boleh berlebihan.

"Apabila ada oknum tertentu yang membawa bahan pangan itu keluar dalam jumlah yang tak wajar, itu yang dilarang," kata dia.

Menurut Agung, Menteri Perdagangan sangat memahami kondisi Kepri yang terdiri dari banyak pulau dan tidak memiliki sumber pangan yang besar.

Apalagi empat kabupaten kota di Kepri yaitu Batam, Bintan, Karimun dan Tanjungpinang adalah Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas dengan segala keistimewaannya.

Selanjutnya, Gubernur Agung akan mengirim surat resmi kepada Menteri, sebagai kelanjutan dari pertemuan itu.

Menteri berjanji segera membalas permintaan tertulis Kepri demi kepastian hukum impor pangan.

"Kami segera memasukkan surat kepada beliau tentang keluhan bahan pangan di perbatasan, nanti beliau jawab resmi," kata ayah tiga anak.

Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Haripinto Tanuwidjaja mendorong pemerintah pusat memberikan izin impor beras untuk memenuhi kebutuhan warga yang tinggal di Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam Kepulauan Riau.

Menurut dia, izin impor penting, karena Batam tidak memiliki sumber pangan sendiri, tidak ada sawah dan petani padi di kawasan industri itu.

Menurut dia, larangan impor beras seharusnya hanya diberlakukan di daerah yang tidak menerapkan KPBPB demi melindungi nasib petani.

"Kepentingan petani penting. Tapi harus lihat Batam ini, sebagai pelabuhan bebas, harusnya bisa impor beras. Kecuali barang berbahaya," kata dia.

ANTARA

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

8 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

12 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

15 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

20 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

20 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

24 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

26 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

32 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

32 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

37 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya