Kabut Asap dan Kebakaran Hutan, Pemerintah Harus Lakukan Ini

Reporter

Senin, 21 September 2015 08:05 WIB

Foto udara kebakaran hutan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, 18 September 2015. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ada perusahaan Malaysia yang diduga turut andil dalam pembakaran hutan di Indonesia. ANTARA/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap potensi kebakaran hutan. Musababnya, selama ini pemerintah dituding lebih mengedepankan langkah reaktif terhadap peristiwa tahunan ini.

"KBH perlu segera direalisasi," ucap Roy Salam dari Indonesia Budget Center di Jakarta, Ahad, 20 September 2015. KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) adalah tim yang dibentuk pemerintah untuk mengawasi sejumlah area hutan. Tim tersebut berada di bawah komando pemerintah daerah dan diawasi pemerintah pusat.

Menurut Roy, tim tersebut akan sangat efektif dalam pencegahan kebakaran dengan menempatkan orang di dalam hutan. Hal ini agar dapat mengantisipasi langkah awal jika terjadi kebakaran.

Tapi, menurut Roy, mengaktifkan KPH merupakan hal yang tidak mudah. Selain dana pemerintah yang terbatas, diperlukan koordinasi yang komprehensif dan intensif antara pemerintah pusat dan daerah. Begitu pula kerja sama antarlembaga. "Pemerintah sudah merencanakan 120 KPH dari 120 juta hektare, tapi belum jalan karena tak ada dana," katanya.

Koordinator Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan Moh. Djauhari mengatakan pemerintah sebetulnya memiliki landasan hukum kuat untuk menindak para pelaku kebakaran. Melalui Undang-Undang Nomor 41 tentang Wilayah Hutan Milik Swasta, disebutkan bahwa area kebakaran adalah tanggung jawab si pemilik lahan.

"Tidak akan mudah bagi pemerintah untuk mengidentifikasi tersangkanya," ujarnya. Musababnya, jika saja perusahaan tersebut menyuruh orang lain untuk melakukan pembakaran, orang suruhan tersebutlah yang dijadikan tersangka meskipun bukan berasal dari perusahaan.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan area hutan negara. Luas area yang ada berbanding terbalik dengan ketersediaan pegawai kehutanan di lapangan yang hanya di kisaran 14 ribu dan alokasi anggaran tak mencapai Rp 10 triliun. Bukan hanya KPH. Ada juga rencana membangun kawasan industri khusus berbasis kehutanan.

"Sudah ada rencana, tapi akan sulit mendapat dana," ujar Direktur Kehutanan Badan Perencana Pembangunan Nasional Basah Hernowo kepada Tempo, Jumat, 18 September 2015. Basah mengatakan sulitnya sektor kehutanan mendapat dana lebih karena sumbangan sektor kehutanan terjadap GDP yang hanya 0,09 persen.

Padahal, kata Basah, produk turunan yang berasal dari kehutanan merupakan komoditas olahan utama beberapa sektor lain. "Kertas, obat, daging, biofuel kan semua berasal dari hutan," katanya.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

38 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya