Seorang peragawati memperagakan busana rancangan Denny Wirawan di acara pesona Batik Kudus, di Jakarta, 3 September 2015. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengapresiasi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKP) Yogyakarta karena konsisten mengembangkan beragam pewarna alami.
Langkah ini dinilai membantu pelaku industri memproduksi batik yang sesuai tren global "kembali ke alam" dan ramah lingkungan.
"Rekan-rekan di balai besar terus mencari dan mengembangkan pewarna alami. Ini sebuah kerja keras yang berdampak luas baik terhadap perajin batik, konsumen, dan lingkungan," kata Menperin Saleh Husin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, 17 September 2015.
Kedepan, Menperin berharap penerapan hasil penelitian semakin banyak digunakan melalui kemitraan dengan berbagai pihak, misalnya pemerintah daerah dan perusahaan yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR).
"Pewarna alami yang dikembangkan banyak menggunakan kulit dan serat kayu serta limbah industri perkebunan," ujar Menperin.
Balai ini, lanjut dia, dapat bekerja sama dengan pemda dan perusahaan seperti perkebunan yang memiliki program CSR untuk kelompok usaha dampingan.
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
13 hari lalu
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).