Usai Bertemu Amran, Jusuf Kalla Persoalkan Data Padi BPS

Reporter

Rabu, 16 September 2015 14:31 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mempersoalkan data angka ramalan produksi padi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Kalla menginginkan prediksi produksi padi dari BPS dievaluasi.

Ramalan BPS produksi padi tahun ini mencapai 75 juta ton perlu dihitung ulang dengan benar. "Karena itu terlalu tinggi sehingga berbahaya untuk landasan perhitungan yang akan datang," kata dia di kantor Kementerian Pertanian, Rabu, 16 September 2015.

Kalla ingin perhitungan proyeksi produksi padi tersebut dievaluasi lebih cermat. Meski mengakui angka tersebut tak menyebabkan produksi naik atau turun, dia mengatakan perhitungan angka statistik 75 juta ton tersebut akan mempengaruhi subsidi pupuk, subsidi bibit, dan jumlah petani.

"Namun jangka pendeknya ialah perbaiki bibit dan pupuk pada waktunya, rehabilitasi pengairan dan penyuluh. Cuma empat itu saja, tidak ada cara lain," kata dia. Dia menyebutkan hanya empat hal itu yang menjadi tugas Menteri Pertanian. "Bibit kualitas tinggi, tepat waktu pupuk, pengairan diperbaiki, dan beri penyuluhan."

Kalla mengingatkan untuk berhati-hati dalam menghadapi kekeringan akibat El Nino. Pelaku sektor pertanian harus siaga menghadapi kekeringan agar tetap menjaga produktivitas. Di masa lalu, Kalla menilai harga beras adalah dilema. Alasannya kenaikan dan penurunan harga sama-sama salah.

"Naik harga beras itu berarti menimbulkan inflasi, turun menimbulkan masalah di petani," kata dia. Agar tak harga beras tak menimbulkan masalah, Kalla ingin semua pihak menjaga produktivitas, kualitas bibit, dan pengairan harus terlaksana dengan baik.

Selain memberikan briefing di kantor Kementerian Pertania, hari ini Kalla menerima laporan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman tentang perkembangan sektor pertanian dan program tahun depan. Kalla juga berpesan agar program Kementerian Pertanian mencapai target swasembada setidaknya pada tahun depan.

BPS memprediksi angka produksi padi pada 2015 akan meningkat 6,64 persen atau sebanyak 75,55 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS, ini merupakan angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Tahun ini produksi padi 6,64 persen peningkatannya. Tahun lalu turun 0,61 persen dari 2013, sementara pada 2013 naik 3,22 persen, pada 2012 sebanyak 5,02 persen, dan seterusnya. Perkembangan peningkatan dan penurunan produksi padi nasional dari 2006-2015. 2006 sudah riil sampai 2014.

“Sepanjang sepuluh tahun terakhir, tahun ini terjadi peningkatan paling tinggi karena Upsus (Upaya khusus) dengan berbagai upaya pemerintah dan masyarakat, sampai TNI terlibat untuk mengawal pupuk,” ujar Kepala BPS Suryamin di kantornya, Sabtu lalu.

BPS berharap Upsus yang diupayakan Kementerian Pertanian konsisten meningkatkan produksi pangan. Upaya khusus itu, berupa pemberian benih, dan pupuk serta alat mesin pertanian kepada petani.

“Pemerintah kan sudah melakukan beberapa upaya khusus meningkatkan produksi dengan membantu benih, pupuk, alat mesin pertanian seperti traktor, pompa air, dan lainnya,” katanya.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

4 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

4 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

5 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

5 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya