Saham Fluktuatif, Pasar Obligasi Makin Favorit

Reporter

Senin, 31 Agustus 2015 22:03 WIB

TEMPO/Bismo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pasar saham yang sedang berfluktuaktif, pasar obligasi justru dinilai semakin menarik. Yield yang terus meningkat membuat kalangan manajer investasi memilih mengumpulkan surat utang negara.


Data Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan menunjukkan kepemilikan reksa dana pada surat utang negara (SUN) per 28 Agustus 2015 sudah mencapai Rp59,08 triliun. Bila dibandingkan dengan pencapaian per akhir Mei 2015 yang sekitar Rp54,40 miliar, artinya ada penambahan sekitar Rp4,68 triliun selama tiga bulan terakhir.


Bahkan, apabila dibandingkan dengan pencapaian pengujung tahun lalu yang senilai Rp45,79, ini sudah meningkat hingga Rp13,29 triliun. Pasar saham yang tengah bergejolak beberapa bulan belakangan ini, membuat tidak sedikit MI yang beralih ke obligasi, terutama obligasi negara.


Hanif Mantiq, Senior Fund Manager PT BNI Asset Management (BNI AM) mengatakan harga SUN yang kian murah dan yield yang menarik harus dimanfaatkan. BNI AM saat ini memiliki strategi untuk memperpanjang durasi dengan memindahkan obligasi korporasi ke SUN jangka panjang.


Adapun, SUN dinilai lebih menarik dibandingkan dengan obligasi korporasi juga karena SUN lebih likuid. “Kami pindahkan ke SUN jangka panjang, terutama seri baru FR0072 dan FR0073. Di SUN ada potensi capital gain. Kalau yield turun 100 basis bisa capital gain 7%,” terang Hanif kepada Bisnis, Senin (31 Agustus 2015).


Advertising
Advertising

Berdasarkan data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA) yield SUN tenor 10 tahun mencatatkan yield 8,95%. “Ini sangat menarik, Februari lalu yield sempat di kisaran 7%,” tambah Hanif.


Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksa dana pendapatan tetap hingga tahun berjalan ini terbilang stabil dan masih mencatatkan kinerja positif. Sepanjang tahun berjalan ini (year to date/ytd Juli 2015), reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return 1,53%.


Chief Investment Officer PT Eastpring Investment Indonesia Ari Pitojo mengatakan dibandingkan dengan saham, pasar obligasi lebih menarik pada tahun ini. Volatilitas di pasar obligasi masih lebih aman dibandingkan dengan saham.


“Kalau bicara strategi, kami suka obligasi dan prefer ke sana. Kami percaya obligasi akan improve, apalagi yield obligasi saat ini sangat menarik. Kalau dibandingkan dengan saham, liat saja laba perusahaan yang -11% pada semester I ini, itu tidak akan jauh beda dengan kinerja saham hingga akhir tahun,” jelasnya.


Pada periode Juni-Agustus ini, kepemilikan asing di SUN juga meningkat. Per 28 Agustus porsi asing di SUN mencapai Rp526,58 triliun, sedangkan pada akhir Mei lalu tercatat Rp514,49 triliun.


BISNIS.COM

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

30 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

28 November 2023

Ternyata Ini Alasan Saham Waskita Karya Terancam Delisting dari Bursa

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. berpotensi bakal delisting saham dari BEI karena beberapa alasan. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya