Rupiah Hari Ini Diprediksi Bergerak Rp 14.100

Reporter

Selasa, 25 Agustus 2015 08:16 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta – Analis dari Eshandar Artha Mas Berjangka, Tony Mariano, mengatakan belum adanya sentimen positif bakal menyebabkan rupiah cenderung melemah. Hari ini, ada kemungkinan rupiah bergerak pada level 14.000-14.100 per dolar Amerika Serikat.

Kepanikan pelaku pasar atas masa depan perekonomian Cina kian memperkuat dolar. Data manufaktur (Caixin Flash Manufacturing PMI) Cina yang melambat ke level 47,1 memancing investor untuk terus menahan dan membeli aset berdenominasi dolar. ( Lihat Video Industri Kecil yang Terdampak Akibat Melemahnya Rupiah, Pengamat: Rupiah Akan Terus Melemah Hingga AKhir Tahun, Rupiah Terus Melemah Krisis Ekonomi 1998 Bisa Terulang )

Akibatnya, mayoritas kurs regional kembali terpuruk. Ringgit mengalami pelemahan tertinggi sebesar 1,79 persen ke level 4,2430 per dolar AS, diikuti rupee yang melemah 1,21 persen menjadi 66,613 per dolar AS, dan rupiah yang turun 108,2 poin (0,78 persen) ke level 14.049,5 per dolar AS.

Tony berujar, di tengah kebijakan devaluasi yuan, prediksi perlambatan data manufaktur meneguhkan keyakinan investor atas krisis perekonomian Cina. “Krisis Cina memang tak bisa dibantah,” ucapnya Sennin 24 Agustus 2015.

BACA:
Rupiah Terpuruk, Industri Tekstil Terjerembab
Setelah 14 Ribu, Rupiah Bisa Tembus ke 15 Ribu?

Apalagi, tutur Tony, Cina sudah menempuh sebagian besar opsi perbaikan kinerja perekonomiannya. Mulai stimulus suku bunga acuan, larangan menjual saham, hingga pelemahan nilai mata uang (devaluasi) yuan. Namun strategi itu belum mampu menahan perlambatan ekonomi.

Selain karena faktor Cina, kata Tony, rupiah lesu akibat tingginya permintaan dolar di dalam negeri. Walaupun Bank Indonesia (BI) sudah mengerek batas pembelian dolar di atas US$ 25 ribu, permintaan mata uang greenback itu tetap meningkat. “Sebagian besar investor menjadikan dolar sebagai bentuk antisipasi.”

Guna mencegah panic buying, Tony pun menyarankan agar Bank Indonesia sering membangun komunikasi soal depresiasi rupiah, termasuk soal transaksi lindung nilai (hedging). “Perilaku antisipasi justru memberi makna buruknya pemahaman soal hedging,” ujarnya.

MEGEL JEKSON

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

20 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya