Saham Wall Street Jatuh Pagi Ini Akibat Anjloknya Minyak  

Reporter

Kamis, 20 Agustus 2015 08:40 WIB

Broker saham Gregory Rowe saat bekerja di Bursa Saham New York di New York (2/1). Pada pembukaan pasar di tahun 2014, saham dibuka lebih rendah di Wall Street karena pengaruh dari keuntungan tahunan terbesar dalam dua dekade terakhir. (AP Photo/Mark Lennihan)

TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Rabu atau Kamis pagi Waktu Indonesia Barat, 20 Agustus 2015, karena ekuitas terkait minyak bumi terpukul sangat keras di tengah kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi Cina.

Dow Jones Industrial Average turun 162,61 poin (0,93 persen) menjadi ditutup pada 17.348,73.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 17,31 poin (0,83 persen) menjadi berakhir di 2.079,61, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 40,30 poin (0,80 persen) menjadi 5.019,05.

Kekhawatiran Cina telah mendominasi perdagangan sejak bank sentral Cina secara tak terduga mendevaluasi mata uangnya pada pekan lalu. Itu dilakukan setelah sekitar enam minggu terjadi gejolak di pasar saham Cina.

"Cina kini telah menjadi perhatian geopolitik baru, menggantikan Yunani," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ seperti dikutip AFP.

Ekuitas terkait minyak mengalami penurunan tajam akibat kejatuhan terbaru dalam harga minyak, dengan ConocoPhillips kehilangan 3,7 persen, Marathon Oil jatuh 7,2 persen dan perusahaan jasa minyak Weatherford International merosot 5,5 persen.

Saham-saham AS berada di posisi merah sepanjang pagi, tetapi "main mata" dengan bergerak ke wilayah positif setelah risalah Federal Reserve menunjukkan pembuat kebijakan melihat ekonomi AS "mendekati" titik untuk dapat menaikkan suku bunga mendekati nol.

Namun, saham-saham kemudian kembali mendekati tingkat sebelum risalah pertemuan Fed dirilis.

Saham peritel Target naik 0,7 persen setelah mengangkat proyeksi laba setahun penuh menjadi 4,60-4,75 dolar AS per saham dari 4,50-4,65 dolar AS menyusul hasil kuartal kedua yang mengalahkan proyeksi perusahaan.

Peritel material perbaikan rumah Lowe menguat 1,9 persen karena labanya pada kuartal kedua naik 8,4 persen menjadi 1,1 miliar dolar AS.

Hormel Foods, perusahaan pengolah daging dan produk makanan, naik 1,2 persen karena menaikkan proyeksi labanya menjadi 2,57-2,63 dolar AS per saham dari 2,50-2,60 dolar AS per saham.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10 tahun turun menjadi 2,12 persen dari 2,20 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,81 persen dari 2,86 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

ANTARA

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

13 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya