Beralih dari Pertamax ke Pertalite,Berapa Duit yang Dihemat?
Editor
Anton Aprianto
Jumat, 24 Juli 2015 07:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan operator taksi dan angkutan umum kelas menengah lainnya bakal menyerap bahan bakar minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite yang dipasarkan Pertamina mulai hari ini. Menurut dia, penggunaan Pertalite bisa menekan biaya operasional taksi, yang selama ini menggunakan Pertamax. "Akan ada penghematan yang signifikan," kata dia, kepada Tempo, Kamis, 23 Juli 2013.
Menurut Shafruhan, operator taksi dapat menghemat biaya minimal Rp 800 per liter. Angka ini merupakan selisih dari harga Pertamax (Rp 9.300 per liter) dengan Pertalite, yang diperkirakan dijual dengan harga Rp 8.300-8.500 per liter. Jika dalam sehari satu taksi menghabiskan 45 liter BBM, pengelola bisa menghemat minimal Rp 36 ribu per liter. "Hampir 10 persen dari total operasional bahan bakar," ujarnya.
Shafruhan, yang juga menjabat Direktur PT Express Transindo Utama (operator taksi Express) memastikan bahwa operator taksi kelas mewah akan berpindah ke Pertalite. Sebab, kata dia, selama ini mereka tidak memakai Premium agar biaya perawatan dan risiko kerusakan mesin bisa dikurangi. Operator pun tidak perlu lagi mencampur Premium dengan Pertamax atau Pertamax Plus untuk mengatasi ihwal tingginya biaya tanpa mengurangi kualitas bahan bakar untuk mesin.
Hari ini, Pertamina akan menggelar uji coba Pertalite di 103 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Bandung, Surabaya, serta beberapa rest area jalan tol. Kepada Tempo, juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengatakan ada 8 kiloliter Pertalite yang disalurkan untuk setiap SPBU. Menurut dia, volume tersebut cukup untuk memetakan respons konsumen. "Jika responsnya bagus, akan kami tambah jumlah pasokan dan lokasi penjualannya," ujar dia.
Meski demikian, Wianda menyatakan pasokan Premium serta Pertamax dan Pertamax Plus tak akan dikurangi. Untuk penyediaan Pertalite, kata dia, dana yang dibutuhkan mencapai Rp 200-250 juta per SPBU. Hal ini juga sekaligus meralat berita sebelumnya, yang menyebutkan Pertamina mengucurkan dana Rp 6,18 triliun untuk infrastruktur penjualan Pertalite.
ROBBY IRFANI | PRAGA UTAMA | FERY FIRMANSYAH