Dua Blok Migas Dijual Murphy Oil ke Saka Energi

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Sabtu, 11 Juli 2015 02:07 WIB

Karyawan melintas di depan layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2015. IHSG ditutup anjlok 40 poin ke level 5.148,379, yang disebabkan sentimen rendahnya harga minyak dunia. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Murphy Oil Corporation telah menjual kepemilikan sahamnya di Blok Semai IV dan Blok Wokam II yang statusnya masih baru kepada anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, yakni PT Saka Energi Indonesia.


Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan, kedua perusahaan masih dalam proses transfer saham. "Proses pengambilalihan kedua blok tersebut akan dilakukan secara business to business."


Dengan demikian, Elan tidak dapat memastikan kapan peralihan tersebut akan selesai serta berapa jumlah saham yang akan dimiliki Saka Energi. "Belum tahu . Proses transfernya masih. Setelah hand over baru lapor SKK Migas," tutur Elan di Jakarta, Kamis, 9 Juli 2015 malam.


Selama berinvestasi di Indonesia ada empat blok migas yang dikelola Murphy. Selain Blok Semai IV dan Wokam II dua lainnya adalah Blok South Barito di Kalimantan Selatan dan Blok Semai II di Papua Barat. Status keduanya kini dalam proses pengembalian ke negara.


Padahal, dua blok itu sudah beroperasi dan sudah dijalankan komitmen investasinya. "Semai II komitmennya sudah penuh, melakukan pengeboran dengan rekor sumur termahal di Indonesia. Sementara South Barito ada pengeboran yang belum penuh, tapi dia bersedia membayar. Tapi masih bingung kalau komitmen tidak dipenuhi membayar ke mana," ujar Elan.


Advertising
Advertising

Hingga saat ini proses pengembalian kedua blok tersebut sebenarnya telah memakan waktu kurang lebih 10 bulan. Namun, Murphy masih mempertimbangkan untuk mempertahankan Blok Semai II. "Masih mempertimbangkan akan terus atau tidak. Akhirnya keputusan di pusat adalah melepas," tambah Elan.


Elan menambahkan proses pengembalian blok kepada pemerintah harus melalui proses verifikasi data seismik. Pihaknya belum dapat memastikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pengembalian kedua blok tersebut termasuk verifikasi datanya kepada pemerintah. "Ya kurang lebih setahun lah," katanya.


Perusahaan tersebut angkat kaki lantaran tidak menemukan cadangan migas yang ekonomis. Bahkan, menurut Elan, terdapat blok yang tidak terbukti cadangan migasnya. Elan tidak memungkiri suatu saat perusahaan akan kembali berinvestasi di Indonesia jika telah menemukan cadangan yang tepat.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).

Baca Selengkapnya

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

17 Oktober 2022

Bidik Rp 287,11 Miliar dari IPO, Primaya Hospital Group Beberkan Peruntukan Dananya

Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar IPO.

Baca Selengkapnya

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

17 September 2022

2 Direksi BCA Lepas Sebagian Saham, Berapa Nilai yang Dikantongi?

Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto mengatakan penjualan saham yang dilakukan oleh Jahja bertujuan untuk melakukan renovasi rumah.

Baca Selengkapnya

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

29 Maret 2022

Saham Tesla Bakal Dipecah Dua Dalam 2 Tahun, Begini Ceritanya

Hanya tiga bulan kemudian, Tesla mengatakan merencanakan penjualan saham lain untuk mendapatkan dana segar hingga USD 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

27 November 2021

Saham Eropa Anjlok karena Aksi Jual Massal Setelah Kemunculan Varian Botswana

Saham Eropa anjlok di tengah aksi jual yang meluas pada Jumat karena laporan varian baru Covid-19, varian Botswana, yang memicu kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

30 Agustus 2021

IHSG Ditutup Menguat di 6.144, Samuel Sekuritas: Big Caps Rebound

Indeks Harga Saham (IHSG) Sesi II pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021, ditutup di level 6.144.

Baca Selengkapnya

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

26 Juni 2021

Panasonic Jual Saham Tesla dengan Nilai USD 3,6 Miliar

Perusahaan Panasonic telah menjual semua saham Tesla dengan harga sekitar 400 miliar yen atau USD 3,61 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret.

Baca Selengkapnya

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

1 April 2021

4 Kali DKI Kirim Surat ke DPRD Soal Penjualan Saham PT Delta tapi Tak Direspons

PKS sudah membuat surat kepada pimpinan dewan untuk segera mengagendakan pembahasan mengenai rencana penjualan saham bir DKI di PT Delta.

Baca Selengkapnya

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

1 April 2021

Penjualan Saham Bir, Eks Dirut BEI Ingatkan Pejabat DKI Bisa Kena Pelanggaran

Pejabat DKI terancam dianggap melanggar regulasi pasar modal jika berkoar-koar jual saham bir tapi batal.

Baca Selengkapnya

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

27 Agustus 2020

Dapat Kredit Murah, Pengamat Sebut Pertamina Tak Perlu IPO

Pengamat meminta Pertamina mengkaji ulang rencana IPO.

Baca Selengkapnya