APRDI Optimis Imbal Hasil Kerja Reksa Dana Saham Meningkat

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 2 Juli 2015 22:00 WIB

Reksa dana Danareksa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia optimisitis imbal hasil reksa dana saham bisa lebih tinggi dari indeks, meski sepanjang semester I/2015 kinerja reksa dana tercatat minus dan underperform dari indeks harga saham gabungan.


Anggota Kompartemen Sosialisasi dan Edukasi Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Rudiyanto mengatakan kurang baiknya pasar saham saat ini memang membuat kinerja reksa dana saham terseok-seok. Terbukti, pada semester I/2015 kinerja reksa dana saham -9,55%.


Meski demikian, APRDI berharap reksa dana saham hingga akhir tahun bisa berkinerja positif. Adapun, peran pemerintah sangat diperlukan untuk mendorong.


“Kurang baik karena laba bersih perusahaan dan kinerja pemerintah tidak sesuai ekspetasi. Kami berharap realisasi program pemerintah berjalan, kalau berjalan bisa baik,” kata Rudi dalam workshop edukasi wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 2 Juli 2015


Rudi memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) setidaknya bisa mencapai 5.500 atau bertumbuh sekitar 5,24% dibandingkan dengan IHSG akhir tahun lalu. Menurutnya, kinerja return reksa dana saham tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan IHSG.


Advertising
Advertising

“IHSG mungkin masih di atas tahun lalu, harga wajarnya 5.500. Sejumlah manajer investasi masih optimistis setidaknya bisa mencapai return minimal 5% reksa dana saham. Kita MI target 5% di atas IHSG,” jelasnya.


Sementara, untuk kinerja reksa dana pendapatan hingga akhir tahun, Rudi menilai itu akan tergantung pada inflasi tahunan dan kenaikan suku bunga the Fed.


Dia berharap, inflasi hingga akhir tahun bisa lebih terkendali. Dia menilai, saat ini inflasi masih cukup tinggi seiring dampak dari kenaikan harga BBM akhir tahun lalu.


“Diperkirakan menjelang akhir tahun dampaknya bisa tidak terlihat lagi. Namun, harus diingat juga kenaikan suku bunga the Fed bisa menghambat.”


Namun, dia tidak bisa memprediksi dengan pasti berapa return reksa dana saham dan pendapatan tetap hingga akhir tahun. Yang pasti, katanya, investor masih terus masuk berinvestasi di reksa dana meski pasar sedang tidak kurang baik.


Hal ini terlihat dari pertumbuhan dana kelolaan yang mencapai 11,4% sejak awal tahun hingga Mei 2015. “Hingga akhir tahun diprediksi bisa tumbuh 20%. Masih cukup optimistis, di reksa dana saham pun masih banyak yang masuk. Ini menandakan investor tetap masuk,” tambahnya.


BISNIS

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

11 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya