Bank Indonesia Gencar Berantas Praktek Gesek Tunai

Reporter

Sabtu, 20 Juni 2015 22:00 WIB

REUTERS/Bobby Yip/Files

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia bersama 24 bank penerbit kartu kredit, 13 aquirer, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) bersinergi untuk memberantas praktik gesek tunai (gestun). Apa saja alasan gestun diberantas?


Direktur Eksekutif Departemen Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eny V. Panggabean menuturkan melalui transaksi gesek tunai, pemegang kartu kredit dapat menarik tunai melalui merchant atau pihak yang menerima pembayaran dengan kartu kredit atas transaksi jual beli barang dan jasa.


Pemegang kartu bisa mendapatkan uang tunai dari kartu kreditnya sampai batas limit. Transaksi gestun tercatat sebagai transaksi belanja dengan rerata fee sebesar 1,7% hingga 2,5% dari nilai dana yang ditarik.


Besaran fee ini lebih murah apabila dibandingkan bunga yang dibebankan kepada pemegang kartu kredit yang menarik uang tunai lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang sekitar 2,9% hingga 4%.


"Nah, gestun ini berpotensi membuat para pelaku terjerat dalam masalah pinjaman apabila digunakan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kemampuan membayar. Ini dapat berpotensi meningkatkan rasio kredit bermasalah kartu kredit," ucapnya di Jakarta, Jumat (19 Juni 2015).


Advertising
Advertising

Selain itu, praktik gestun juga berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kegiatan pencucian uang serta mengakibatkan kesalahan persepsi terhadap tujuan dari kartu kredit, yakni sebagai alat pembayaran, bukan fasilitas kredit dalam bentuk uang tunai.


Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Darmadi Sutanto menuturkan praktik gesek tunai akan diberantas karena selain berpotensi merugikan pemegang kartu kredit, juga merugikan bank karena merchant yang melayani transaksi gestun menikmati selisih suku bunga, sedangkan bank menanggung biaya dana (cost of fund).


Darmadi menyebut dari nilai transaksi kartu kredit dalam satu bulan, diperkirakan terdapat sekitar 15% dari nilai tersebut yang merupakan transaksi gestun.


"Size-nya cukup besar, saat ini bervariasi setiap banknya, ada yang 30% dari nilai transaksi kartu kredit berupa gestun. Kalau 15% saja, sudah sekitar Rp3,1 triliun uang diputar dan bank bayar cost of fund," katanya.


Berdasarkan data transaksi kartu kredit yang diterbitkan oleh BI, hingga Maret 2015 tercatat transaksi kartu kredit senilai Rp24,02 triliun dengan volume sebanyak 23,29 juta transaksi.


Melalui kesepakatan tersebut, Darmadi melanjutkan, bank-bank sepakat untuk menutup merchant apabila terindikasi oleh salah satu bank melakukan transaksi gestun.


Apabila ada bank yang tidak melakukan penutupan terhadap merchant yang terindikasi melakukan gestun, BI akan memberikan sanksi adminsitratif berupa surat teguran.


BISNIS.COM

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya