Batam Tetap Ingin Batuampar Jadi Penghubung Ekspor-Impor

Reporter

Selasa, 16 Juni 2015 12:33 WIB

Pelabuhan Batu Ampar, Batam. TEMPO/ Dwi Arjanto

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengusaha Batam berambisi menjadikan Pelabuhan Batuampar sebagai penghubung (hub) utama internasional ekspor-impor Indonesia di Selat Malaka. Pelabuhan ini berkapasitas 600 ribu TEUs dan telah didukung megaproyek Pelabuhan Tanjungsauh senilai Rp 7 triliun.


"Kami sudah meminta Kementerian Koordinator Maritim mendukung pelabuhan di Batam itu sebagai hub di salah satu selat tersibuk di dunia yang dilintasi empat rute perdagangan internasional," kata Direktur Promosi dan Humas Badan Pengusaha Batam Purnomo Andiantono di Batam, Senin, 15 Juni 2015.

Badan Pengusaha Batam membutuhkan dukungan sejumlah pihak khususnya dari pemerintah pusat. "Selain letaknya yang paling dekat dengan Selat Malaka, kami yakin infrastruktur pelabuhan seperti Batuampar yang terus ditingkatkan akan siap menjadi penghubung utama. Megaproyek Pelabuhan Transhipment Tanjungsauh juga ideal menjadi hub mengingat kapasitas kargo bisa mencapai 8 juta TEUs per tahun dan bisa melayani kapal ukuran besar," kata dia.

Sejak 2012 Badan Perusahaan Batam memperluas Pelabuhan Batuampar dengan anggaran Rp 366 miliar untuk membangun dermaga utara sekaligus menambah kapasitas peti kemas menjadi sekitar 600 ribu TEUs dari hanya 200 ribu TEUs. Di samping Batuampar, sejak 2011 Badan Pengusaha Batam juga mencanangkan megaproyek pelabuhan alih jasa berkapasitas 8 juta TEUs di Tanjungsauh.

Proyek senilai Rp 7 triliun itu sampai saat ini belum jelas kelanjutannya karena masih menunggu lampu hijau pemberian status FTZ pada Pulau Tanjungsauh yang menjadi lokasi pelabuhan.
"Dengan kesiapan infrastruktur itu Batam dinilai lebih siap menjadi hub yang mengangkut barang dari dan ke Indonesia ke pelabuhan di negara-negara lain," kata Purnomo.

Badan Pengusaha Batam mencatat selama ini di Selat Malaka pergerakan barang ekspor impor dikuasai Port of Singapore Authority (PSA) dengan 60 juta TEUs per tahun dan Port Klang Tanjung Pelepas Malaysia sekitar 8 Juta TEUs. Sementara itu Batam hanya menikmati 200 ribu TEUs per tahun.

Selat Malaka saat ini melayani 40 persen pergerakan perdagangan dunia. Sebanyak empat rute perdagangan melintasi Batam yakni trans Asia, Eropa, Amerika dan Australia.


ANTARA

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

17 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

13 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

15 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

15 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

15 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

15 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

15 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

16 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya