JK: Indonesia dan Masa Depan Asia

Reporter

Jumat, 22 Mei 2015 07:08 WIB

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla berbincang setelah membuka dialog Pemanfaatan Gelombang Bonus Demografi, di Jakarta, 20 April 2015. Jusuf Kalla mengatakan bonus demografi yang dimiliki Indonesia harus dibarengi dengan kualitas sehingga tidak menjadi beban pembangunan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Asia, tak dapat dipungkiri, adalah kawasan yang memiliki keragaman ekonomi, sosial-budaya dan sistem politik relatif tinggi di dunia. Dan karenanya, kawasan yang dihuni lebih dari separoh penduduk dunia ini tidak steril dari potensi konflik.


Namun demikian, Kendati bangsa-bangsa di Asia memiliki keragaman yang tingi, toh tujuan bernegara memiliki kesamaan: hidup sejahtera di dunia yang damai dan stabil.


"Sebagai orang yang berasal dari negara yang sangat beragam, saya paham bahwa keragaman adalah peluang besar sepanjang dapat menciptakan tujuan bersama dan membangun budaya kerjasama," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla.


Wapres Jusuf Kalla menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara khusus dalam pertemuan 21st International Conference on The Future of Asia di Tokyo, Kamis (21/5).


Dalam acara tahunan yang digelar koran bisnis terkemuka Jepang Nikkei itu, selain Jusuf Kalla tak kurang 9 pemimpin dan mantan pemimpin negara serta pejabat pemerintahan dari Asia dihadirkan menjadi pembicara.


Advertising
Advertising

Mereka antara lain Presiden Mongolia Tsakhia Elbegdorj, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mantan PM Singapura Goh Chok Tong dan Wakil PM Thailand Pridiyathorn Devakula.


Juga diundang Deputi PM Vietnam Vu Van Ninh, Menteri Keuangan Filipina Cesar V. Purisima, Minister for President Office Myanmar Soe Thane, Menteri Perdagangan Kamboja Sun Chanthol, Menteri Keuangan India Jayant Sinha serta Sekjen Asean Le Luong Minh.


Topik konferensi tahun ini adalah tantangan integrasi ekonomi menyusul berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean akhir tahun ini. Karenanya forum ini membahas tugas yang dihadapi negara-negara Asia Pasifik guna mewujudkan kawasan yang damai dan sejahtera.


Selain memberikan Special Speech pada konferensi tersebut, Wapres JK dalam kunjungan ke Tokyo akan bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe di sela-sela Conference Dinner.


Pertemuan singkat itu kemungkinan akan menyinggung soal peuang pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya.


Budaya Kolaborasi


Menurut JK, panggilan akrab Wapres Jusuf Kalla, masa depan dunia kini terletak di Asia, khususnya Asia Timur, meskipun selalu dibayangi tensi geopolitik.


"Budaya kolaborasi mampu mencegah terjadinya friksi yang memicu instabilitas. Hasilnya, Asia Timur berkembang menjadi kawasan paling dinamis dalam lima dekade terakhir," papar JK.


Salah satu contoh kolaborasi adalah Selat Malaka. Wapres mengemukakan, selama lebih dari lima dekade terakhir Indonesia, Malaysia dan Singapura mampu menjaga keamanan Selat Malaka. "Komitmen itu adalah keputusan terbaik yang pernah dibuat tiga negara ini," katanya.


Saat ini, jelasnya, Selat Malaka menjadi salah satu selat tersibuk di dunia dengan sekitar 100.000 kapal melewati selat itu setiap tahun, mengangkut sekitar seperempat barang yang diperdagangkan dunia. Selat Malaka telah menjadi urat nadi bagi perekonomian regional, dan penting bagi perekonomian Asia Tenggara dan sekitarnya termasuk China, India, Jepang dan Korea Selatan.


Dalam konteks itu, JK melihat, konflik Laut China Selatan menjadi tantangan geopolitik saat ini. Karena itu, ia berharap negara-negara yang terlibat sengketa Laut China Selatan dapat mencari solusi damai.


Budaya kolaborasi ini juga diharapkan hadir dalam mengatasi tantangan geo-ekonomi. Dijelaskan, Asia Timur menghadapi tiga tantangan utama yakni pelambatan ekonomi global, ketimpangan pendapatan dan gejolak (volatilitas) ekonomi. "Semua masalah itu tidak dapat diatasi secara individual. Kolaborasi adalah rute yang harus diambil," kata JK.


Bangsa-bangsa Asia Timur, lanjutnya, juga perlu memperbanyak sumber permodalan untuk membiayai investasi dan mencegah mismatch pasok dan permintaan. Menurut dia, peranan institusi seperti Bank Dunia dan ADB masih jauh dari cukup, sehingga


rencana pembentukan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) merupakan terobosan yang patut didukung. "Namun secara paralel, kita perlu meningkatkan kerjasama keuangan bilateral diantara bangsa-bangsa," tegasnya.


AIIB diperlukan, katanya, mengingat kebutuhan infrastruktur di Asia saat ini jauh lebih besar termasuk Indonesia, melampui kemampuan negara-negara di Asia sendiri dalam membiayainya.


"Makin banyak sumber untuk membiayai pembangunan infrastruktur jangka panjang bagi Asia dan Indonesia makin baik," tegasnya.


Dalam joint interview dengan media massa Jepang usai menyampaikan speech, Jusuf Kalla kembali menegaskan implementasi Masyarakat Ekonomi Asean, yang akan memperluas pasar, memperkuat industri dan perdagangan.


Idealnya, menurut Wapres, MEA dapat meningkatkan hubungan perdagangan dan memacu produksi yang lebih efisien. "Diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan yang berbeda dari negara-negara Asean, sekaligus menciptakan Asean yang lebih stabil dan berkembang," tuturnya.


Tentang Indonesia


Tentang Indonesia sendiri, Pak JK mengatakan Indonesia menyadari posisi strategis di antara dua samudera, India dan Pasifik, sehingga bertekad menjadi posor maritim dunia.


Perekonomian maritim juga didorong dengan pembangunan infrastruktur pelabuhan, industri perkapalan, dan wisata maritim, selain melakukan "diplomasi maritim" dengan kerjasama bilateral mengatasi konflik yang meningkat sejalan dengan upaya memberantas ilegal fishing.


Tak kalah penting, kata JK, adalah meningkatkan kemampuan pertahanan di sektor kelautan. Upaya membangun kemampuan pertahanan maritim itu dimaksudkan untuk menjaga kelancaran hubungan antarpulau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, bukan untuk membangun kekuatan ofensif.


Tujuannya antara lain untuk mencegah ilegal fishing. "Ini untuk menjaga kepentingan ekonomi," tuturnya.


Wapres JK juga menjelaskan upaya transformasi ekonomi Indonesia dari basis sumberdaya alam menuju ekonomi berbasis nilai tambah. Caranya dengan mengubah karakteristik dari eksportir sumberdaya alam menjadi eksportir produk akhir.


Karena itu, pemerintah terus melakukan perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi perekonomian, guna menekan biaya logistik yang saat ini sekitar 24% dari PDB.


Dalam kaitan itu, Wapres mengungkapkan rencana membangun kereta cepat, MRT modern, seaport, airport dan jalan tol di kepulauan utama Indonesia, selain membangun pembangkit listrik secara besar-besaran.


Selaku negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Wapres mengingatkan investor tidak perlu khawatir terhadap dinamika politik di Indonesia. Kebebasan berekspresi adalah tanda bahwa demokrasi bekerja. Hal itu memungkinkan krisis kecil terjadi secara reguler untuk mencegah munculnya krisis besar, jelasnya.


"Secara politik, hal itu kondusif bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dan melaksanakan kebijakan," tandasnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

6 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

7 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

8 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

10 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

10 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

21 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

21 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

21 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

22 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

22 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya