Sektor Riil di Kuartal II Bakal Terganggu?

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 17 Mei 2015 05:15 WIB

ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO , Jakarta: Turunnya impor bahan baku harus menjadi peringatan bagi pemerintah. Hal tersebut mengindikasikan kegiatan ekonomi dalam 2-3 bulan ke depan akan melambat.

Ekonom Univesitas Indonesia Lana Soelistianingsih menganggap kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena seharusnya impor bahan baku naik cukup signifikan menjelang persiapan bulan puasa dan Lebaran.

Lana memprediksi dengan melambatnya produksi 2-3 bulan ke depan, maka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II hanya akan mencapai 5 persen.

Pertumbuhan ekonomi 5 persen juga dia asumsikan jika konsumsi masyarakat tetap naik. Untungnya, menurut Lana, pada kuartal II ada puasa dan Lebaran. “Pertumbuhan di kuartal II diselamatkan faktor musim,” kata Lana saat dihubungi Sabtu, 16 Mei 2015.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan turunnya impor bahan baku akan mengganggu kinerja sektor riil dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini, menurut dia, akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Meski pengeluaran pemerintah cair, ia pesimistis akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Dengan turunnya produksi, Enny menambahkan, maka penyerapan tenaga kerja juga akan terganggu. “Kalau itu tergangu, artinya pendapatan masyarakat terganggu, begitu juga daya belinya,” kata dia.

Jumat lalu, Badan Pusat Statistik melaporkan neraca perdagangan pada April surplus US$ 0,45 miliar. Namun surplus ini bukan karena kinerja ekspor membaik, melainkan lantaran impor yang turun.

BPS mencatat ekspor Indonesia April 2015 mencapai US$ 13,08 miliar atau mengalami penurunan sebesar 4,04 persen dibanding ekspor Maret 2015. Demikian juga bila dibandingkan April 2014, ekspor turun 8,46 persen. Nilai impor Indonesia April 2015 mencapai US$ 12,63 miliar atau naik 0,16 persen dibanding Maret 2015. Sementara jika dibanding April 2014 turun 22,31 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari-April 2015 mencapai US$ 49,36 miliar atau turun 17,02 persen dibanding periode yang sama pada 2014. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$ 8,44 miliar (turun 42,57 persen) dan nonmigas US$ 40,92 miliar (turun 8,64 persen).

Deputi Bidang Koordinator Fiskal dan Moneter Bobby Hamzah Rafinus membenarkan dengan lemahnya ekspor dan turunnya impor bahan baku, maka belanja pemerintah dan investasi akan berperan penting mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal II.

Jika keduanya maksimal, maka Bobby meprediksi pada kuartal II ekonomi akan tumbuh 5 persen. “Bobot kontribusi keduanya mencapai 30 persen dari PDB,” kata dia.

Ia mengatakan dengan turunnya impor bahan baku mengindikasikan penurunan utilisasi kapasitas pabrik. Dengan begitu, pertumbuhan sektor manufaktur belum akan naik signifikan pada kuartal II 2015. Artinya, pertumbuhan konsumsi masyarakat tak akan banyak berbeda dari kuartal I 2015.

TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

3 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya