Belanja Pemerintah Akan Dongkrak Pertumbuhan, Apa Bisa?  

Reporter

Jumat, 1 Mei 2015 09:38 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro terlihat berbincang saat pengumuman harga Bahan Bakar Minyak di Kementerian Kordinator Perekonomian, Jakarta, 31 Desember 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memprediksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen pada kuartal pertama 2015. Bambang berharap angka pertumbuhan naik pada kuartal kedua.

Bambang menilai pertumbuhan bisa merangkak naik karena belanja pemerintah yang mulai menggeliat. “Semoga ada multiplier effect dari belanja pemerintah, khususnya infrastruktur,” kata Bambang di kantornya di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis, 30 April 2015.

Ekonom Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, punya pandangan lain. Lesunya konsumsi rumah tangga yang terlihat dari merosotnya impor barang konsumsi menekan pertumbuhan. Belanja pemerintah juga belum bisa diharapkan menyundul pertumbuhan. Cara untuk mendongkrak pertumbuhan adalah meningkatkan kinerja investasi.

Hitungan Lana, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan mencapai 28 persen, tertinggi kedua setelah konsumsi rumah tangga. Lana memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama sebesar 4,9-5 persen.

Adapun ekonom Bank Central Asia, David Sumual, memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama berkisar 4,8-5 persen. Prediksinya didasari atas lemahnya belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat pada kuartal pertama. “Tercermin dari indikasi pendapatan perusahaan terbuka di bursa, rata-rata menurun,” ujarnya.

Begitu juga dengan ekonom Bank Rakyat Indonesia, Anggito Abimanyu, yang memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama akan di bawah 5 persen. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi melambat hanya pada level 4,9-5 persen. Anggito menilai kondisi ekonomi makro cukup baik dan nilai tukar rupiah masih sesuai dengan kondisi fundamentalnya.

Berbeda dengan Lana, Anggito pesimistis pertumbuhan bisa didorong lewat investasi. Alasannya, terjadi kredit investasi baru mencapai 12 persen. Padahal, pada periode yang sama 2014, kredit investasi mencapai 35 persen. Lesunya investasi juga terindikasi dari turunnya impor barang modal.

Berkebalikan dengan Lana, Anggito menilai pertumbuhan ekonomi masih bisa ditopang belanja pemerintah. Peluang itu bisa diwujudkan karena belanja pemerintah masih naik tipis dari Rp 10 triliun pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 14 triliun pada kuartal pertama 2015.

TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

5 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya