Tiga Faktor Penyebab IHSG Melemah  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 30 April 2015 07:50 WIB

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Analis BNI Sekuritas, Thendra Chrisnanda, menyebut ada tiga faktor yang membuat indeks harga saham gabungan mengalami pelemahan selama tiga terakhir ini. Dua di antaranya, menurut Thendra, lebih pada faktor domestik.

"Pertama, massa merespon pelemahan proyeksi pertumbuhan Indonesia di kuartal I 2015 yang diestimasikan tumbuh di bawah 5 persen," kata Thendra kepada Tempo, Rabu, 29 April 2015.

BNI mengestimasikan pertumbuhan Indonesia hanya 4,9 persen. Dengan lambatnya pertumbuhan itu, menurut Thendra, akan mempengaruhi pendapatan emiten-emiten berpenghasilan besar, seperti Astra Internasional dan Semen Indonesia. "Astra Internasional turun 15 persen dan yang terbaru laba Semen Indonesia turun 9 persen," kata dia.

Adapun faktor ketiga, ujar Thendra, adalah isu politik, terutama rencana penarikan Duta Besar Australia untuk Indonesia. Namun isu tersebut tidak sedominan isu perlambatan pertumbuhan Indonesia. "Ini hanya menjadi bumbu-bumbu saja."

Meski IHSG terus mengalami penurunan, Thendra mengatakan, kondisi saat ini justru memberikan momentum kepada para investor untuk mengakumulasi saham-saham yang memiliki fundamental baik, contohnya BRI dan BNI. Dia merekomendasikan investor melakukan akumulasi secara bertahap.

Analis LBP Interprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan pelemahan IHSG memberikan sentiman negatif bagi pasar untuk melakukan transaksi jangka menengah dan panjang. Dalam jangka pendek, menurut Lucky, IHSG masih cenderung melemah.

"Karena tekanan jual cenderung lebih besar dibandingkan dengan potensi untuk akumulasi beli, baik dalam sudut pandang transaksi harian, mingguan, hingga bulanan," kata Lucky.

IHSG kembali melemah selama tiga hari perdagangan terakhir setelah investor kian khawatir akan rilis kinerja emiten berkapitalisasi besar. Indeks yang terus tertekan aksi jual investor asing membuat indeks Rabu, 29 April 2015 ditutup anjlok 137 poin (2,6 persen) pada level 5.105.

Aksi jual asing, yang tercatat mencapai jumlah Rp 1,705 triliun, masih terkonsentrasi pada sektor saham perbankan. Tak ayal dalam perdagangan kemarin, saham BMRI, BBCA, BBRI, dan BBNI terekam mengalami koreksi lebih dari 2 persen.

Menurut Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, perlambatan kinerja sebagian emiten perbankan menyebabkan investor asing akhirnya cenderung menjual portofolio saham perbankan.

Namun, Satrio menyarankan agar investor mengabaikan aksi jual investor asing yang tengah berlangsung. Menurut data Universal Broker Indonesia, keberadaan dana asing yang masuk karena efek Jokowi, yang masih bernilai sekitar Rp 30 triliun, menjaga IHSG tidak terkoreksi secara signifikan.

Hari ini Satrio memprediksi IHSG akan bergerak pada level 5.050-5.150. “Secara teknis, dalam jangka pendek, titik support IHSG berada pada level 5.005,” ujar Satrio.

SINGGIH SOARES | MEGEL JEKSON (PDAT)

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

7 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

23 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

29 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

44 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

5 Maret 2024

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

19 Februari 2024

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

Penetapan kembali saham Antam pada Indeks LQ45, Indeks IDX30 dan Indeks IDX80 di IDX mencerminkan apresiasi positif para pemegang saham.

Baca Selengkapnya

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

13 Februari 2024

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

Pemegang merek United E-Motor, PT Terang Dunia Internusa Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan menargetkan dana Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

6 Februari 2024

BEI Tetapkan 3 Hari Libur Perdagangan Bursa Selama Februari, Kapan Saja?

BEI juga menetapkan pada 8 dan 9 Februari sebagai hari libur bursa.

Baca Selengkapnya