Presiden Jokowi, berbincang dengan Presiden Xi Jinping dalam pertemuan bilateral di Balai Agung Rakyat di Beijing, Cina, 9 November 2014. AP/Jason Lee, Pool
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Dalam pertemuan yang digelar di sela-sela Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis, 23 April 2015, itu kedua pihak sepakat mendorong kerja sama perdagangan di antara kedua negara.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi meminta agar kerja sama antara Indonesia dan Bangladesh di bidang perdagangan dan investasi dapat semakin ditingkatkan.
Kedua pemimpin negara dalam pertemuan itu membahas ihwal terbukanya peluang pasar bagi produk-produk Indonesia, terutama produk kimia dan farmasi.
Namun Presiden Jokowi meminta agar akses pasar untuk Indonesia di Bangladesh dapat dibuka lebih luas lagi, terutama untuk produk kertas, minyak kelapa sawit, batu bara, kendaraan bermotor, peralatan listrik, serta alat utama sistem pertahanan.
Presiden Jokowi juga secara khusus mengundang investor Bangladesh untuk menginvestasikan modal di sektor-sektor yang masih menjanjikan peluang yang terbuka lebar, seperti infrastruktur dan transportasi.
Bangladesh sendiri memiliki kepentingan investasi yang cukup beragam di Indonesia, antara lain di bidang industri pakaian jadi serta kendaraan bermotor.
Bangladesh adalah negara yang berbatasan dengan India dengan jumlah penduduk terbesar kedelapan di dunia, yaitu mencapai 160 juta jiwa. Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keenam bagi Bangladesh.