TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan meminta pemindahan lokasi proyek Pelabuhan Cilamaya tak terlalu jauh dari Karawang, Jawa Barat. Jika terlalu jauh dari Karawang, biaya logistik menuju pelabuhan baru dikhawatirkan akan menjadi lebih mahal.
"Bisa ke Pamanukan atau Indramayu. Jangan sampai Balongan, Indramayu. Apalagi Cirebon," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit saat dihubungi, Kamis, 2 April 2015.
Menurut Bobby, pangsa pasar Pelabuhan Cilamaya itu rencananya 60 persen berasal dari kawasan industri di Cikarang, Bekasi. Sebab, skema awal rencana proyek pelabuhan itu memang untuk mengantisipasi pertumbuhan industri di kawasan timur Jakarta dan over kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok dan New Priok.
"Masih dicari ini lokasi barunya. Perlu studi lagi," kata Bobby.
Studi baru, menurut Bobby, nantinya tak hanya melihat lokasi kawasan pelabuhan. Namun juga mempertimbangkan kedalaman laut di sekitar pelabuhan. Studi baru disebut tak akan memerlukan banyak waktu karena bahan dari studi lama sudah ada dan tinggal menyesuaikan saja.
"Paling molor-molornya dua tahun operasional pelabuhan, ya 2022 lah," kata Bobby.
Ke depan, pemerintah akan mencoba lagi bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency untuk menggarap studi. Studi Cilamaya sebelumnya juga digarap oleh JICA lewat skema hibah dan ditambah studi independen dari tiga konsultan. Tapi tak menutup kemungkinan studi baru akan digarap menggunakan APBN.
"Tapi sekarang kan keputusannya lokasi digeser. Belum meningkat lagi pembahasannya," kata Bobby.
Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memutuskan lokasi rencana proyek Pelabuhan Cilamaya digeser ke arah timur. Pemerintah sedang mencari lokasi yang punya koridor alur pelayaran selebar 10 kilometer di Pantai Utara Jawa. Keputusan itu diambil setelah JK bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Susilo, Menteri Koordinator Perekonoian Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, dan Kepala SKK Migas Amin Surnaryadi melihat langsung dari atas helikopter lokasi rencana proyek, Kamis, 2 April 2015.
Proyek Cilamaya ini menjadi polemik karena Pertamina menolak dengan alasan mengancam keberadaan jaringan pipa migas dan anjungan ONWJ di sekitar Cilamaya. Sementara Kementerian Perhubungan menyatakan kekhawatiran Pertamina sudah dikaji dalam studi kelayakan proyek yang kelar sejak 2014 yang menyatakan proyek aman dilanjutkan.
Proyek ini merupakan inisiasi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan masuk dalam proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dengan skema kerja sama pemerintah swasta. Sementara Presiden Joko Widodo memutuskan proyek dilanjutkan asal digarap swasta murni.
KHAIRUL ANAM
Berita terkait
Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya
9 menit lalu
Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.
Baca SelengkapnyaJenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini
29 menit lalu
Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan
2 hari lalu
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca Selengkapnya17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
2 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya
2 hari lalu
Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,
Baca SelengkapnyaKemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?
2 hari lalu
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?
Baca SelengkapnyaIni 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status
5 hari lalu
Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.
Baca SelengkapnyaKemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya
8 hari lalu
Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.
Baca SelengkapnyaPenumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau
13 hari lalu
Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.
Baca SelengkapnyaKemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya
13 hari lalu
Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.
Baca Selengkapnya