TEMPO.CO , Jakarta: Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines (Lion Air), Edward Sirait, mengaku Lion belum menerima hasil audit Kementerian Perhubungan terkait penyebab delay panjang maskapai tersebut pada libur Tahun Baru Imlek Februari lalu. “Jadi saya belum bisa komentar,” kata Edward saat dihubungi, Rabu, 11 Maret 2015.
Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Muzaffar Ismail, Selasa, 10 Maret 2015, mengatakan hasil audit terhadap delay dan penelantaran penumpang oleh Lion sudah rampung.
Dalam audit itu, menurut Muzaffar, Kementerian menemukan ada ketidaksinkronan koordinasi antar-unit operasional pesawat dan pemasaran Lion Air. Lion menjual banyak tiket untuk penerbangan saat Imlek di saat ketersediaan pesawat yang siap beroperasi justru tidak memadai.
Saat disebut soal temuan Kementerian Perhubungan itu, Edward malah meragukan temuan Kementerian Perhubungan tersebut. Sebab, menurut Edward, operasional dan marketing masing-masing maskapai Lion Air Group sudah diurus sendiri oleh direksi yang berbeda.
Namun, Edward akan mengkonfirmasi temuan dari tim investigasi Kementerian itu. “Itu yang lagi kami godok sekarang dan harus kami konfirmasi ke unit-unit terkait kami,” ujar Edward.
Edward juga tak mau menyebutkan berapa jam terbang yang dioperasikan Lion saat delay panjang Imlek terjadi pada 18-20 Maret 2015 lalu. Menurut Edward, kalau Kementerian sudah bilang masih cukup berarti tak ada masalah.
“Kalau sudah dikatakan cukup, berarti cukup. Semua kan ada limitasinya. Memang kami punya sumber daya cukup kok untuk mengoperasikan pesawat-pesawat itu,” kata Edward.
Menurut Edward, sebenarnya dari catatan perusahaan ada beberapa penyebab delay panjang itu, yang bermula dari tiga pesawat yang mengalami kerusakan. “Nggak perlu disebutkan, itu catatan internal kami dan belum tentu 100 persen sih,” ujar Edward.
KHAIRUL ANAM
Berita terkait
Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan
3 hari lalu
Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.
Baca SelengkapnyaTony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia
4 hari lalu
Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.
Baca SelengkapnyaAlasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih
8 hari lalu
Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.
Baca SelengkapnyaMaskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran
9 hari lalu
Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.
Baca SelengkapnyaAlasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan
9 hari lalu
Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan
Baca SelengkapnyaMaskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya
12 hari lalu
Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik
Baca SelengkapnyaSetelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah
15 hari lalu
Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.
Baca SelengkapnyaAturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan
20 hari lalu
Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside
Baca SelengkapnyaAmankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?
21 hari lalu
Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.
Baca SelengkapnyaMengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?
26 hari lalu
Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.
Baca Selengkapnya