Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia diperkirakan akan kembali menguat karena dipicu sejumlah sentimen global. Namun penguatan indeks yang sudah terjadi selama empat hari akan dibayangi aksi ambil untung.
Kepala Riset Ascend Capital Market Analysis Rowena Suryobroto mengatakan salah satu sentimen yang akan mendukung pergerakan IHSG adalah kondisi penguatan bursa Wall Street dan bursa-bursa Eropa.
Hal ini terjadi seiring dengan keterangan Gubernur The Fed Janet Yellen kepada Kongres mengenai tidak ada kenaikan suku bunga. "Setidaknya ini terjadi sampai The Fed dan pelaku pasar yakin akan pemulihan ekonomi," kata Rowena, Rabu, 25 Februari 2015.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 24 Februari 2015, IHSG menguat 14,03 poin atau 0,26 persen pada level 5.417. Sektor perdagangan memimpin konsolidasi indeks dengan laju 0,9 persen. Sebaliknya, sektor pertambangan membebani IHSG dengan laju negatif 1,1 persen.
Analis dari Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, memperkirakan IHSG akan menuju level resistance 5.444. Hari ini IHSG masih berpotensi melanjutkan kenaikan pada kisaran 5.319. Menurut dia, IHSG masih berada pada jaluruptrend dalam jangka pendek. Beberapa pilihan saham yang menurut dia bisa dikoleksi hari ini antara lain TBIG, BJTM, BBNI, JSMR, TOTL, INDF, serta KAEF.