Pasokan Beras Turun, Ini yang Bisa Dilakukan  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 25 Februari 2015 05:39 WIB

Sejumlah warga memborong beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, 24 Februari 2015. Pasokan rata-rata beras yang masuk ke PIBC berkurang hampir 50% dari pasokan normal yang mencapai 3.000 ton per hari. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta: Direktur Institute of Development Economics and Finance Enny Sri Hartati mengatakan kisruh beras yang terjadi sekarang mesti segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. "Kalau pasokan kurang, mau tidak mau harus impor," ujar dia di kantornya, Selasa, 24 Februari 2015.

Enny mengatakan impor harus dilakukan jika pasokan beras tidak sesuai dengan batas bawah yang ideal. Sebanyak 2,5 juta ton cadangan, ujarnya, adalah batas ideal agar pemerintah tidak harus impor. Tapi mengutip pernyataan Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Lenny Sugihat, stok di awal Februari hanya 1,4 juta ton.

Menurut Enny, perintah impor juga diatur oleh undang-undang yang menyebutkan jika pasokan untuk konsumsi di dalam negeri tidak mencukupi, maka harus impor. Jika impor tidak dilakukan, maka harga masih akan terus melambung. "Saya pikir yang terjadi sekarang karena pasokan kurang," kata Enny.

Impor, Enny menambahkan, bisa dijadikan insentif bagi pedagang sendiri, karena harga komoditas sedang turun. "Harga beras internasional sedang turun, di kita saja yang naik," kata Enny.

Namun, Enny mengingatkan pemerintah berhati-hati agar impor tidak dimanfaatkan oleh importir nakal yang bisa membuat masalah beras semakin ruwet. Kisruh beras juga bisa dimanfaatkan segelintir pihak untuk mengkambinghitamkan Bulog sebagai regulator pasokan beras.

Avviliani, peneliti Indef, mengatakan masalah beras ini bisa dijadikan pelajaran bagi pemerintah. Kisruh beras sekarang ini bisa menjadi motivasi pemerintah untuk meningkatkan produksi beras dan pertanian lain.

Karena produktivitas semakin menurun, Avviliani mengatakan pemerintah sudah seharusnya membuka lahan-lahan pertanian baru. Selain membuka lahan baru, transmigrasi harus digalangkan lagi agar pemerataan tenaga kerja dapat terlaksana, yang juga akan berujung pada pemerataan pembangunan.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

7 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

38 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

38 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

39 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

39 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

39 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

51 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

53 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

53 hari lalu

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok,

Baca Selengkapnya