Sanksi Lion Dianggap Ringan, Ini Alasan Kementerian Jonan  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 24 Februari 2015 09:17 WIB

(kedua kanan) Direktur Umum PT Lion Air, Edward Sirait, bersama Corporate Lawyer Lion Air, Haris Arthur (kanan), dan Head of Corporate Secretary Lion Group, Capten Dwiyanto Ambarhidayat, menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta, 23 Februari 2015. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata mengatakan Kementerian Perhubungan tidak dapat memberikan sanksi lebih jauh selain melarang Lion Air mengembangkan usahanya, termasuk mengurus pengajuan izin rute penerbangan baru. Sebab, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Udara belum memuat adanya sanksi yang lebih berat.

“Bagaimana kami bisa memberikan sanksi lain kalau tidak ada di dalam aturan? Yang ada bisa kena somasi nanti,” ujar Barata.

Karena itu, menurut Barata, Kementerian Perhubungan akan merevisi aturan itu. Nantinya sanksi yang akan diberikan kepada maskapai yang dianggap bersalah akan lebih berat lagi.

Barata menilai sanksi yang diberikan kepada PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) bisa memberikan efek bagi kondisi finansial maskapai itu. Sebab, biaya sewa parkir pesawat saja sudah terbilang mahal. “Mereka cuma parkir pesawat saja bayarnya pakai dolar AS. Tidak boleh mengembangkan usaha itu sudah berat,” ujarnya.

Menurut Barata, saat ini Kementerian Perhubungan telah memberikan sanksi yang tepat kepada Lion Air karena telah menelantarkan para penumpang. Selanjutnya, pihaknya akan meninjau ulang kinerja Lion Air setelah diberi sanksi.

“Kita lihat ke depannya seperti apa dulu,” katanya. Namun Barata tidak menyebutkan ihwal adanya sanksi pencabutan izin yang akan diberikan jika Lion Air kembali melakukan kesalahan yang sama. “Saya tidak bilang seperti itu. Ini kan masih kita lihat dulu,” ujarnya.

Kementerian Perhubungan, menurut Barata, telah meminta Lion Air membuat prosedur operasionalisasi standar (SOP) yang baru. Prosedur itu akan ditelaah apakah sudah dijalankan atau belum. “Sehingga kejadian yang kemarin itu bisa diatasi. Petugas juga tidak ada yang ngumpet karena takut sama penumpang,” kata Barata.

DEVY ERNIS

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

3 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

7 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

8 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

8 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

11 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

14 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

19 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

20 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

25 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya