Rupiah Anjlok ke Level Terendah 2015  

Kamis, 12 Februari 2015 17:58 WIB

Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar melemah ke level terendahnya tahun ini akibat situasi krisis di Yunani dan minimnya katalis dari dalam negeri.

Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah ditutup melemah tajam 79 poin (0,62 persen) ke level 12.802 per dolar Amerika Serikat.

Ekonom PT Bank International Indonesia Tbk, Juniman, mengatakan rupiah kembali tertekan oleh faktor eksternal. Ketidakpastian nasib dana talangan Yunani membuat dolar bergerak menguat terhadap semua mata uang, termasuk rupiah. "Rupiah sempat bergerak liar ke level 12.850 per dolar pada intraday perdagangan sebelum akhirnya intervensi Bank Indonesia menggiring rupiah ke level 12.800 per dolar."

Krisis utang Yunani memasuki babak baru setelah perundingan antara pejabat keuangan Yunani dan Uni Eropa kembali menemui jalan buntu. Yunani berkeinginan mendapat persyaratan pelunasan utang yang mudah dan mengajukan utang tambahan senilai 8 miliar euro. Yunani juga meminta pencairan dana sebesar 1,9 miliar euro dari keuntungan Bank Sentral Eropa (ECB) memegang surat utang pemerintah Yunani.

Proses negosiasi masih akan dilakukan pada hari kedua pertemuan dengan melibatkan pejabat tertinggi kedua pihak di Brussel, Belgia, Kamis, 12 Februari 2015, waktu setempat. "Pelaku pasar masih berharap ada solusi dari krisis Yunani," kata Juniman.

Hingga pukul 17.00 WIB, mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar. Won Korea turun 1,22 persen, baht melemah 0,14 persen, yuan melemah 0,05 persen, rupee melemah 0,03 persen, dan peso Filipina menyusut 0,09 persen.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya