BI: Inflasi Januari Cenderung Rendah  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Rabu, 28 Januari 2015 13:14 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan inflasi Januari akan cenderung rendah. Penyebab utamanya adalah adanya kebijakan penurunan harga bahan bakar minyak. "Penurunannya berdampak rendahnya inflasi, bahkan mungkin bisa deflasi," kata Agus seusai bertemu presiden di ‎Istana Merdeka, Rabu, 28 Januari 2015.

Menurut Agus, inflasi tahun lalu yang mencapai 8,3 persen berdampak tak sehat pada manajemen energi dalam negeri. Namun dia meyakini rendahnya inflasi pada awal tahun akan mempermudah pemerintah dalam menjaga target hingga akhir tahun. (Baca: Harga Premium Akan Dipatok Maksimal Rp 9.500)

Agus mengatakan, tingginya harga cabai pada November-Desember 2014 memang sempat dikhawatirkan bakal berdampak pada inflasi awal tahun. Namun menurut dia, kenaikan harga cabai hanya berkontribusi kecil terhadap pergerakan inflasi. Walaupun begitu, kenaikan cabai tetap harus diwaspadai apalagi jika mencapai Rp 100 ribu per kilogram.

Selain harga cabai, harga bahan pokok lain yang menurut dia harus dijaga adalah daging ayam dan telur ayam. Bahkan dalam pertemuan tadi, Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil langsung memberi arahan kepada kementerian terkait.

Ihwal pengendalian harga bahan pokok dan inflasi, kata Agus, presiden juga sudah memberikan arahan kepada bupati dan gubernur. Dia optimistis koordinasi semacam ini mampu menjaga angka inflasi dengan lebih baik. Dia berharap target inflasi tahun ini pada angka 4 persen plus-minus satu bisa tercapai. "Jadi kalau kemarin inflasi itu disepakati sebesar 5 persen, itu sudah sesuai dengan bayangan BI."‎ (Baca: Gubernur BI Ngotot Pertahankan BI Rate)

Jika pada Januari diperkirakan inflasi akan cenderung rendah atau bahkan deflasi, Agus mengatakan bahwa pada bulan-bulan tertentu, seperti Maret, Juni, dan September, inflasi diperkirakan akan menyentuh angka tinggi. Hal ini sesuai dengan pergerakan tahunan. (Baca: Februari, Harga BBM Bisa Turun Lagi)

Tak hanya harga bahan pokok, Agus mengatakan tarif angkutan kota juga harus dikendalikan. Pemerintah pusat, menurut dia, akan terus berkoordinasi dengan gubernur, wali kota, dan bupati. (Baca: Harga BBM Turun, Ini Tarif Angkutan Versi Ahok)

Hingga saat ini, menurut Agus, masih banyak tarif angkutan kota yang belum diturunkan. Penurunan harga, kata dia, perlu segera dilakukan, apalagi tarif sempat naik terlalu tinggi saat adanya kenaikan harga BBM sebelumnya.

FAIZ NASHRILLAH

Terpopuler:
Menteri Tedjo, Jaya di Laut Gagal di Darat
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
KPK Rontok, Giliran Yusuf PPATK 'Diteror' DPR
EKSKLUSIF: Wawancara Ratna, Saksi Bambang KPK (I)

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

15 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya