Banjir Stimulus, Rupiah Menguat  

Reporter

Kamis, 22 Januari 2015 08:27 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Antisipasi pelaku pasar terhadap program stimulus global membuat dolar Amerika Serikat melemah terhadap hampir semua mata uang. Dalam transaksi pasar uang, Rabu, 21 Januari 2015, rupiah ditutup menguat 95 poin (0,76 persen) ke level 12.481 per dolar Amerika Serikat.

Pengamat pasar valuta asing, Lindawati Susanto, mengatakan rupiah mendapat sentimen positif dari pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama, seperti euro dan yen. "Kucuran stimulus dari bank sentral Jepang dan bank sentral Eropa membuat pelaku pasar melupakan dolar untuk sementara," kata dia. (Baca juga: Banyak Sentimen Positif, Rupiah Bakal Melaju.)

Bank of Japan mengumumkan akan terus membanjiri pasar dengan stimulus sebesar 80 triliun yen per tahun. Adapun para analis memprediksi European Central Bank akan mengumumkan program quantitative easing (QE) sebesar 550 miliar euro pada hari ini waktu Eropa. Angka tersebut di atas ekspektasi program QE, yang direncanakan sebelumnya sebesar 500 miliar euro.

Banjir stimulus itu, menurut Lindawati, telah membuat yen menguat 1 persen ke level 117,9 per dolar AS. Sedangkan euro mulai bergerak naik ke level US$ 1,1586 setelah dalam perdagangan sebelumnya sempat menyentuh angka US$ 1,1410, level terendah selama sebelas tahun terakhir.

Secara teoritis, dia menambahkan, banjir likuiditas yen dan euro seharusnya berdampak pelemahan kedua mata uang tersebut. Namun dana stimulus yang dikucurkan tidak membuat kurs keduanya jatuh karena langsung diserap oleh pasar obligasi dan surat-surat utang milik pemerintah, sedangkan sisanya lari ke negara berkembang. "Aset-aset investasi bernilai rupiah termasuk yang dialiri dana segar tersebut," ujar Lindawati.

Lindawati memperkirakan, dolar AS hari ini, Kamis, 22 Januari 2015, akan kembali melemah seiring dengan euforia stimulus bank sentral Eropa. Penguatan rupiah berlanjut untuk sementara waktu di angka 12.450-12.600 per dolar AS. Ia menyarankan agar investor tetap mewaspadai peningkatan kebutuhan dolar korporat pada akhir bulan ini.

M. AZHAR

Berita Terpopuler
Serang Balik, Budi Gunawan Sodorkan 'Dosa' KPK
Menteri Susi Adukan Jonan ke DPR
Sutarman: Banyak Pelanggaran di Internal Polri

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya