Harga BBM Naik-Turun, Pengusaha Angkutan Bingung

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 19 Januari 2015 15:09 WIB

Sejumlah kendaraan antre mengisi BBM di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, (30/5). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Tasikmalaya - Naik-turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dianggap cukup merepotkan para pengusaha angkutan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Musababnya, mereka harus terus mengevaluasi ongkos angkutan biar tidak merugi.

"Ongkos taksi naik bulan November (2014), dua bulan kemudian baru ada SK (wali kota). Terus sekarang harga bahan bakar berubah lagi, ya merepotkan," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Tasikmalaya Seno Bayu Aji saat ditemui di kantor Pemerintah Kota Tasikmalaya, Senin, 19 Januari 2015.

Menurut Seno, naik-turunnya harga bahan bakar bisa saja tidak mempengaruhi ongkos angkutan. Asalkan, pengusaha diberi subsidi dalam bentuk lain, seperti pajak angkutan, dan retribusi angkutan dihilangkan. "Jadi (penentuan naik-turunnya) biaya bukan hanya dari bahan bakar," katanya.

Selain itu, Seno meminta Organda diizinkan mengimpor langsung suku cadang untuk angkutan. "Jika lewat jalur umum, pajak masuknya sudah berapa?" tanya dia. (Baca: Harga Turun, Premium Langka di Kupang.)

Sementara itu, Organda telah menyepakati penyesuaian ongkos angkutan kota di Kota Tasikmalaya menyusul penurunan harga BBM. Awalnya ongkos angkutan untuk penumpang umum sebesar Rp 3.500, pelajar SMP dan SMA serta mahasiswa Rp 2.500. Sedangkan SD Rp 1.000. "Sekarang umum jadi Rp 3.000, pelajar dan mahasiswa Rp 2.000, dan SD tetap 1.000. Kami hanya bisa ikut saja," jelasnya

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya Aay Zaini Dahlan mengatakan pada prinsipnya perwakilan Organda sudah menyetujui penyesuaian tarif akibat turunnya harga bahan bakar. "Disepakati, tarif penumpang umum Rp 3.000, pelajar dan mahasiswa Rp 2.000, pelajar SD Rp 1.000," katanya.

Ongkos penumpang umum dan pelajar berbeda, Aay menjelaskan, karena di Tasikmalaya ada kebiasaan memberi subsidi kepada pelajar. Pelajar SMP-SMA dan mahasiswa diberi subsidi 33 persen. "Untuk membantu," katanya.

Pantauan di lapangan, rapat penyesuaian tarif angkutan kota sempat alot. Pengusaha meminta tarif penumpang umum Rp 3.000, pelajar dan mahasiswa Rp 2.000, dan pelajar SD Rp 1.000. (Baca: Absen Rapat APBNP, Dewan Sentil Menteri Rini.)

Dinas Perhubungan awalnya mengusulkan tarif untuk mahasiswa Rp 2.000 dan pelajar SMP-SMP Rp 1.500. Atas usulan Dinas Perhubungan, pengusaha merasa keberatan. Setelah diskusi panjang, akhirnya disepakati penumpang umum Rp 3.000, pelajar SMP-SMA dan mahasiswa Rp 2.000, dan pelajar SD Rp 1.000.

CANDRA NUGRAHA

Berita terpopuler:

Duka Air Asia, Ada Penghambat Identifikasi Korban

Ahok Bakal Batasi Usia Mobil, Penjualan Akan Naik?
Harga BBM Turun, Pengusaha SPBU Rugi Rp 60 M

Berita terkait

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

10 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

15 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

33 hari lalu

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

33 hari lalu

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

56 hari lalu

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

Harga BBM dan listrik dipastikan tidak naik hingga Juni 2024. Ekonom menyebut langah tepat karena kenaikan minyak dunia baru dua persen.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

56 hari lalu

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

Pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi ataupun nonsubsidi tak naik hingga Juni 2024. Apa sebabnya dan bagaimana konsekuensinya?

Baca Selengkapnya

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

1 Maret 2024

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

PT Pertamina (Persero) kembali menahan harga BBM (bahan bakar minyak) nonsubsidi bulan ini. Pemerintah membantah adanya intervensi ke BUMN tersebut.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

5 Februari 2024

Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

Anggaran subsidi BBM tertentu untuk tahun 2024 disepakati sebesar Rp 25,82 triliun dalam APBN.

Baca Selengkapnya

2 Faktor yang Buat Harga BBM Pertamina Tak Naik di Februari 2024

5 Februari 2024

2 Faktor yang Buat Harga BBM Pertamina Tak Naik di Februari 2024

Pengamat ekonomi energi Yayan Satyakti menilai ada dua faktor yang membuat harga BBM Pertamina bertahan di Februari 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Non Subsidi Pertamina Tetap Meski Kompetitor Naik, Erick Thohir: Untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

3 Februari 2024

Harga BBM Non Subsidi Pertamina Tetap Meski Kompetitor Naik, Erick Thohir: Untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Harga BBM nonsubsidi Pertamina tidak naik, meski minyak mentah dunia dan kurs per Februari 2024 naik. Erick Thohir menyebut untuk jaga daya beli.

Baca Selengkapnya