TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, mengatakan menyambut baik kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga BBM Premium.
"Kami yakin saving tersebut akan dilakukan untuk kaum miskin bahkan untuk melakukan transfer secara elektronik sehingga kami sambut baik kebijakan ini," kata Agus di Bank Indonesia, Rabu, 31 Desember 2014. (Baca:Premium Turun, Begini Formula Penetapan Harganya )
Agus mengatakan subsidi yang sifatnya konsumtif akan dialihkan ke individu yang membutuhkan sehingga membuat anggaran dana negara efektif. "Kalau masih diberikan subsidi pada solar kami sambut baik karena itu dukungan pemerintah ke dunia usaha," ujar dia. Sehingga bila harga minyak dunia kembali tinggi tidak akan menjadi hambatan bagi perekonomian Indonesia. "Karena semuanya sudah terukur," ujar Agus.
Sebelumnya, kebijakan pemerintah 17 November lalu yang menaikkan harga BBM disambut baik oleh BI. Agus mengatakan pelaku ekonomi dalam negeri dan global juga pasti menyambut baik kebijakan tersebut karena mengalihkan dana subsidi konsumtif ke yang lebih produktif. "Dana untuk produktif kebutuhannya besar tapi mengalihkan yang produktif juga mengurangi defisit fiskal, itu positif," kata dia. Karena selama 12 tahun anggaran Indonesia defisit dan dibayar dengan utang. (Baca:Harga Baru BBM, YLKI Minta Harga Dievaluasi )
Selain itu, kondisi minyak dunia yang turun menjelang akhir 2014 dan pemerintah mengambil kebijakan untuk mengelola energi dan pangan sangat positif. "Dan pembangunan modal dasar untuk pembangunan Indonesia adalah pekerjaan rumah yang harus diatasi jangka menengah dan panjang," kata Agus. Karena mengelola energi termasuk BBM, listrik, dan pangan adalah tantangan struktural yang harus dihadapi ke depan.
Menurut Agus, jika Indonesia bisa saving di atas Rp 200 triliun maka penyusunan APBNP akan efektif dan anggaran belanja untuk infrastruktur dapat selesai. "Sehingga akan berdampak baik bagi ekonomi kita," ujar dia. Karena itu jika Indonesia di akhir 2014 dapat dua kali mengeluarkan kebijakan untuk pengelolaan energi baik disambut baik. "Tapi harus konsisten," kata Agus. (Baca:Premium Turun, Pengecer: Harganya Tanggung )
Karena itu, Agus mengatakan tantangan sekarang adalah bagaimana membangun pangan. Selain itu, jika pemerintah dapat mengelola kebijakan energi seperti energi terbarukan atau terbarukan, inflasi akan terjaga.
ODELIA SINAGA
Baca juga:
Basarnas Serahkan Penanganan Black Box ke KNKT
Palestina Gugat Israel ke Mahkamah Internasional
Dua Jenazah Air Asia Tiba di Surabaya
Tiga Indikasi Air Asia QZ8501 Tidak Meledak
Berita terkait
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
9 jam lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
1 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
2 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
3 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
3 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
3 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
3 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaUang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024
3 hari lalu
BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAlipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal
3 hari lalu
Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.
Baca SelengkapnyaRupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate
3 hari lalu
Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.
Baca Selengkapnya