Rupiah Melemah, Buah Lokal Laris Manis  

Reporter

Kamis, 18 Desember 2014 05:00 WIB

buah-buahan

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi momen yang menguntungkan bagi produsen buah lokal. "Konsumen diperkirakan akan beralih ke buah lokal karena harga produk impor melejit," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, kepada Tempo, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah.)

Menurut Tutum, produk yang terpengaruh fluktuasi kurs terbagi menjadi dua kategori. Pertama, produk mewah yang memang tak bisa diproduksi di Indonesia. Produk yang bahan bakunya harus diimpor, seperti tempe. Kategori kedua, produk yang diproduksi di dalam negeri. Namun, karena perbedaan kualitas, konsumen lebih suka yang impor. ”Nah, untuk buah ada peluang pada kategori kedua ini,” katanya.

Kendati peluang terbuka, Tutum meminta agar pemerintah serius dalam membenahi industri dalam negeri. Khusus untuk agrobisnis, dibutuhkan kerja sama untuk pengolahan kebun, infrastruktur, dan jaminan bisnis. Kondisi dalam negeri, menurut dia, saat ini tak kondusif untuk pengembangan investor. "BI Rate yang tinggi itu, kan, menyusahkan orang.” (Baca: Cara Memanfaatkan Pelemahan Rupiah ala JK.)

Head of Public Affairs Carrefour Indonesia Satria Hamid Ahmadi mengakui bahwa merosotnya nilai tukar rupiah berdampak pada kenaikan harga produk eceran. Kelompok barang yang mengalami kenaikan harga paling cepat adalah produk segar impor, seperti buah dan sayuran segar. “Importir harus segera menyesuaikan harga jual karena mereka harus segera mengimpor lagi. Putar uangnya cepat,” katanya.

Satria mengatakan kenaikan harga produk impor mencapai 10-15 persen. Ia memprediksi pada awal 2015, konsumen akan menghadapi kenaikan harga merata untuk semua produk impor. “Sangat mungkin ini menjadi momentum buah lokal untuk merajai pasar domestik lagi,” kata Satria.

PINGIT ARIA | URSULA FLORENE SONIA

Berita Terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI

Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar

Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya