Cinta Rupiah, BI Minta Pengusaha Tolak Dolar  

Reporter

Rabu, 17 Desember 2014 16:04 WIB

Video klip lagu Aku Cinta Rupiah oleh Cindy Cenora. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia kembali menggelar kampanye Gerakan Cinta Rupiah saat kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah. Salah satu program kampanye Gerakan Cinta Rupiah memanfaatkan iklan di televisi dan media cetak. (Baca: Rupiah Lesu, BI Sebar Iklan 'Cinta Rupiah')

BI tak hanya melakukan sosialisasi Gerakan Cinta Rupiah kepada masyarakat umum, tapi juga para pengusaha dan wisatawan yang masuk ke Indonesia. Juru bicara BI, Peter Jacobs, mengatakan telah meminta para pengusaha menolak setiap transaksi yang menggunakan dolar Amerika oleh turis asing. Upaya itu diyakini bisa membuat turis asing menukarkan dolar dengan rupiah. "Untuk berbelanja di dalam negeri," katanya kepada Tempo, Rabu, 17 Desember 2014. (Baca: Cara Memanfaatkan Pelemahan Rupiah Ala JK)

Menurut Peter, Gerakan Cinta Rupiah merupakan pengamalan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Transaksi di Indonesia. Namun Peter menampik jika gerakan itu disebut hanya berjalan setelah nilai rupiah mengalami penurunan drastis. "Itu cuma kebetulan, karena kami melakukan gerakan ini untuk menindaklanjuti undang-undang, bukan karena rupiah melemah," ujarnya.

Iklan Gerakan Cinta Rupiah di televisi menceritakan seseorang yang hendak membayar makanan di sebuah restoran dengan menggunakan uang dolar Amerika. Kasir restoran itu menolak dan meminta si pembeli membayar dengan rupiah. Menurut Peter, iklan tersebut bisa mengarahkan masyarakat untuk mencintai rupiah baik untuk transaksi kecil maupun besar. (Baca: Jokowi: Rupiah Jeblok, Industri Bisa Dapat Untung)

Kampanye cinta rupiah pernah mengemuka pada 1997-1998, saat Indonesia dilanda krisis moneter. Saat itu bahkan ada lagu anak-anak berjudul Aku Cinta Rupiah dan Krismon yang dinyanyikan oleh Cindy Cenora. Lagu itu mendorong masyarakat untuk menukarkan dolar demi mendorong rupiah yang tengah terperosok.

PERSIANA GALIH

Berita Terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar







Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya