Menteri Susi Pudjiastuti (kiri) memberi pengarahan tentang proyek pelabuhan pendaratan ikan Babakan Cikidang, Pangandaran, Jawa Barat, pada Bupati Pangandaran, Endjang Naffandy (tengah), 1 November 2014. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi sorotan. Dari getolnya memerangi pencurian ikan hingga gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. (Baca: Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21)
Dalam diskusi Festival Antikorupsi bertajuk "Saya Perempuan Antikorupsi" di Yogyakarta, Rabu, 10 Desember 2014, seorang peserta penasaran pada sosok Menteri Susi. Peserta itu kemudian bertanya, "Dari mana Ibu Susi punya keberanian seperti itu?" (Baca: Penenggelaman Kapal Dicibir, Begini Kata Susi)
Peserta lainnya yang merupakan seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan tak percaya jika Susi melewati masa kecilnya seperti anak perempuan pada umumnya. "Ibu lebih mirip laki-laki keberaniannya," ujar mahasiswa itu. (Baca: Susi Pudjiastuti, Soal Perempuan dan Korupsi)
Menjawab pertanyaan itu, Susi mengatakan dirinya memegang prinsip dan berpikir tidak pernah merasa memiliki apa-apa, terutama harta benda. "Aset berharga saya cuma integritas dan profesionalitas," ujar Susi. "Harta itu titipan Tuhan. Setiap saat diminta, ya, langsung habis." (Baca: Soal Menteri Susi, Busyro: PD Banget, Kan?)
Susi mengakui, demi menjaga integritas dan profesionalitasnya, tak jarang dirinya terpaksa bergesekan dengan orang-orang yang berhubungan baik dengannya. "Hubungan baik tak boleh mengganggu profesionalitas. You di situ, kalau melanggar aturan, ya, saya tabrak," ujar Susi. (Baca: Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi)