Sebuah Kapal Ikan berbendera Vietnam ditenggelamkan di Perairan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau, 5 Desember 2014. Penenggelaman kapal tersebut dilakukan dengan cara diletakkan bom oleh tim Kopaska, karena mencuri ikan di perairan Indonesia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan penenggalaman kapal asing sangat tidak bagus bagi hubungan internasional. (Baca: TNI AL : Kapal yang Ditenggelamkan Bukan Rongsokan)
Apalagi, kata dia, mayoritas nelayan kapal asing berasal dari negara tetangga. "Kalau saya mengusulkan kapal disita oleh negara. Kemudian sitaan tersebut bisa dilelang kepada nelayan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 7 Desember 2014. (Baca: Kisah Freddy dan Bom Molotov Kapal Pencuri Ikan)
Meskipun demikian, Winarno mengatakan, tak ada masalah dengan penenggalaman tersebut. Sebab, tindakan itu sudah dilindungi oleh undang-undang. Karena itu, Winarno, yang mengaku sudah memahami karakteristik nelayan di ASEAN, menyarankan agar tak ada penenggelaman kapal nelayan asing. "Dalam kehidupan bertetangga (dalam negara) itu terlalu sadis," katanya. (Baca: Susi Beberkan Prestasi Lima Pekan Jadi Menteri)
Sementara, Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan akan kembali menenggelamkan kapal asing di perairan Indonesia pekan depan di Batam. Kapal yang akan ditenggelamkan berbobot lebih dari 30 Gross Ton (GT). "Saya akan datang sendiri untuk melihat ditenggelamkan," katanya, Jumat, 5 Desember 2014. (Baca: Menteri Susi Bom Kapal Thailand Pekan Ini)