Pejabat baru Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin berbincang santai dengan pejabat lama Kepala BPS, Rusman Heriawan usai acara Pelantikan Kepala BPS di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (21/2). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat ada sejumlah faktor penyebab tingginya inflasi pada November 2014 yang mencapai 1,5 persen.Menariknya, selain kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, faktor pencetus inflasi lainnya adalah kenaikan biaya administrasi transfer uang dan transaksi melalui anjungan tunai mandiri (ATM). (Lihat: Inflasi November 2014 Sebesar 1,5 Persen)
"Biaya administrasi transfer uang ATM mempunyai andil inflasi 0,04 persen dan perubahan harga 30 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin saat jumpa pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 1 Desember 2014. (Baca pula: Terimbas BBM, Inflasi Januari Masih Akan Tinggi)
Menurut dia, penyebab inflasi tersebut yakni kenaikan biaya transaksi tunai antarbank menjadi Rp 7.500, cek saldo antarbank Rp 5.000, dan administrasi kartu ATM yang berlaku mulai 1 November 2014. "Itu karena kebijakan perbankan untuk menutup tingginya operasional," katanya.
Sedangkan untuk kenaikan biaya administrasi ATM, tutur Suryamin, menyumbangkan andil inflasi sebesar 0,03 persen dan perubahan harga 27,7 persen. "Penyebabnya sama, karena adanya kebijakan perbankan."
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.