Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti membuka puncak perayaan Hari Ikan Nasional pertama di Jakarta, 30 November 2014. Susi mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan 21 November sebagai Hari Ikan Nasional (Harkanas). Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti membuka puncak perayaan Hari Ikan Nasional pertama di Parkir Timur Senayan, Ahad, 30 November 2014. Dalam acara tersebut, Susi tampil dengan dandanan dan gaya sporty, mirip atlet yang baru selesai berolahraga. (Baca: Hari Ikan, Menteri Susi Buka Lomba Masak Ikan Dori)
Tampil dengan gaya rambut dijepit ke atas, Susi memakai kaus berwarna putih bertuliskan "Gemar Ikan" yang dipadukan dengan celana legging ketat berwarna hitam. Susi juga memakai sepatu olahraga berwarna biru dengan motif tiga garis putih. Sebelum menghadiri acara Hari Ikan, Susi rupanya sempat berolahraga. "Maaf tidak sempat ganti baju, tadi habis lari," kata Susi dalam pidatonya.
Dalam acara ini, Susi menyerahkan bibit ikan dan membuka lomba masak ikan dori. Susi juga turut dalam pemberian penghargaan oleh Museum Rekor Indonesia atas pembuatan 250 bungkus pepes ikan berbagai rasa.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan tanggal 21 November sebagai Hari Ikan Nasional (Harkanas). Harkanas ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014.
Penanggung jawab Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), Razaini Taher, mengatakan peringatan ini merupakan gerakan kesadaran nasional tentang peran penting sektor kelautan dan perikanan. Selain itu, peresmian Harkanas juga menjadi kampanye untuk gerakan Ayo Makan Ikan. "Agar kebutuhan protein masyarakat Indonesia terpenuhi," ujar Razaini.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
4 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.