TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sugiharto, menyatakan akan terus memantau dan mengoptimalkan kinerja BUMN demi pemenuhan setoran dividen BUMN kepada negara. Pemantauan itu dijabarkan dalam tiga strategi; restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi. "Itu saya sebut triple track strategi,"ujar Sugiharto di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta.Menurut Sugiharto, setiap BUMN diminta menyetorkan dividen kepada negara maksimal 50 persen dari keuntungan. Namun, persentase itu tidak mutlak. "Jika keuntungan tinggi, dan nilai target setoran tidak berubah, persentasenya bisa di bawah 50 persen. Nilai nominalnya bisa bervariasi, tergantung BUMN-nya,"ujar Sugiharto.Menteri Sugiharto akan intensif melakukan pengawasan demi mengoptimalkan kinerja BUMN. "Semua BUMN akan didatangi, baik yang untung maupun yang rugi, supaya bisa untung,"katanya.Saat ini BUMN yang untung, adalah BUMN yang sudah go-public dan BUMN berskala besar. "Saya optimis, target APBN sebesar Rp 8,9 triliun, bisa tercapai. Perkiraan saya, bahkan deviden bisa lebih dari Rp 10 triliun,"kata Sugiharto.Sekalipun optimis, Sugiharto mengakui sampai saat ini, BUMN belum menyetorkan devidennya kepada pemerintah. Ini, terkait dengan jadual RUPS setiap BUMN. "Biasanya deviden dibayarkan 1-3 bulan setelah RUPS. Lazimnya, RUPS berlangsung pada Mei-Juni, jadi baru Juli-September,"ujarnya.Jika setoran deviden BUMN lebih besar dari target yang ditetapkan, tidak serta merta terjadi pengurangan langkah privatisasi. "Itu keputusan bersama menjelang akhir tahun, bersama DPR. Tapi, jika profit BUMN baik, saya punya fleksibilitas yang besar untuk memilih ; deviden atau privatisasi?"kata Sugiharto.Soal Privatisasi? BUMN yang diprivatisasi, bisa berasal dari yang sudah go-public maupun belum. Pemilihan BUMN tersebut, harus juga disetujui DPR. "Sektornya bisa perbankan, pertambangan, atau riel, termasuk infrastruktur,"kata Sugiharto. Menurut Sugiharto, pola privatisasi sebagian besar adalah Secondary Offering. "Bisa juga Initial Public Offering,"katanya.Thoso Priharnowo