TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan kekeringan yang terjadi di berbagai daerah bukan merupakan ancaman yang serius. Kejadian ini sudah kita antisipasi, kata Anton usai melantik 12 pejabat eselon I di gedung Departemen Pertanian, Selasa (14/6). Langkah antisipasi yang sudah dilakukan salah satunya dengan menyiapkan stok beras yang cukup untuk daerah yang diprediksi akan terkena kekeringan. Kekeringan ini kan terjadi setiap tahun. Kita sudah prediksikan daerah-daerah mana yang akan dilanda kekeringan, misalnya saja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Tetapi kekeringan tahun ini tidak lebih buruk dari tahun lalu, kata dia. Namun Anton menilai langkah antisipasi tadi belum cukup. Menurut dia, harus dilakukan penyebaran informasi yang tepat kepada petani tentang daerah-daerah yang akan dilanda kekeringan supaya mereka (petani) tidak menanam padi. Kita tunda penanaman padi sampai pada musim tanam atau musim hujan berikutnya, kata dia. Selain itu, pemerintah akan membantu penggantian bibit bagi usaha atau petani yang terkena kekeringan. Bantuan ini khususnya akan diberikan untuk bibit tanaman padi, kata Anton. Mengenai jumlah bantuan bibit padi yang akan diberikan, Anton mengatakan belum memiliki data kuantitatif. Tapi itu nanti akan tersedia, ujarnya. Sementara itu, menurut data Departemen Pertanian, luas kekeringan pada tahun 2005, terhitung sejak Januari sampai dengan Mei mencapai 132.969 hektare, 32.111 hektare di antaranya mengalami puso. Kekeringan ini terjadi di berbagai daerah, misalnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. rini kustiani
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
15 hari lalu
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.