Seorang anak dengan semangat dalam menjajakan bensin eceran di Jalan raya Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, (8/4). Selain untuk membantu orang tua, bocah tersebut sangat membantu juga para pemudik yang kehabisan bensin. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Bangkalan - Sejumlah pedagang bensin eceran di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mematok harga bensin eceran Rp 10 ribu per liter. Penjual bensin eceran ini mudah dijumpai di Desa Bilaporah, Sanggra Agung, dan Morembong, Kecamatan Socah. "Biar tidak ribet kasih uang kembalian," kata Faruq, pedagang bensin eceran di Desa Morembong, Ahad, 23 November 2014.
Selain itu, Faruq berdalih, harga bensin di daerah itu dijual lebih mahal karena takarannya lebih banyak daripada pengecer pada umumnya. "Bensin saya penuh satu botol. Yang eceran lain Rp 9.000 tapi tidak penuh," ujarnya.
Karena tidak semua penjual bensin eceran mematok harga Rp 10 ribu, Faruk mengaku bensinnya tidak cepat laku. Jika biasanya laku 50 liter per hari, kini bensin dengan jumlah sama baru habis setelah tiga hari.
Jakfar, pembeli, mengaku kaget saat tahu harga bensin eceran Rp 10 ribu per liter. "Andai tahu lebih dulu, saya pasti mengisi bensin di pengecer lain," katanya.
Menurut Jakfar, sikap menaikkan harga bensin eceran sesuka hati seperti ini yang membebani masyarakat. "Sembako naik, bensin eceran malah dijual Rp 10 ribu," ujarnya.
Padahal, tutur dia, membeli bensin di SPBU jauh lebih murah. Meski harga per liter Premium saat ini menjadi Rp 8.500, dia bisa membeli sesuai dengan uang yang ada di kantong. "Punya Rp 5.000 beli saja ke SPBU, pasti dilayani," tuturnya.