TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia melorot pada pembukaan perdagangan Selasa, 4 November 2014. Laju indeks kemungkinan bakal tertekan sepanjang perdagangan hari ini akibat aksi jual investor.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG berada di level 5.078,521 atau turun 0,13 persen dari posisi sebelumnya. Pada satu jam pertama perdagangan, indeks berada di posisi tertinggi 5.080,329 dan terendah 5.070,486. (Baca: Waspada, Laju Indeks Saham Terjegal Aksi Jual)
Sehari sebelumnya, indeks pun ditutup menurun. Indeks merosot 4,04 poin (0,08 persen) ke level 5.085,51 karena aksi jual investor pada saham-saham sektor industri dasar dan tambang. Saham Charoen Pokphand (CPIN) mencetak kerugian terbesar dengan anjlok 5,2 persen ke level Rp 3.980 per saham, diikuti Indotambang Megah Raya (ITMG) yang jatuh 4,8 persen menjadi 20.150, dan Harum Energy (HRUM) yang melorot 3,2 persen ke level 1.530.
Menurut analis Milenium Danatama Sekuritas, Muhammad Al’Amin, investor merespons rilis data ekonomi Badan Pusat Statistik secara negatif. Neraca perdagangan pada September yang defisit US$ 270,3 juta serta inflasi Oktober yang mencapai 0,47 persen membuat investor pesimistis target pertumbuhan ekonomi 2014 bakal tercapai. (Baca: Pengamat: Pasar Tunggu Kerja Tim Ekonomi)
Masih menggantungnya rencana kenaikan harga BBM membuat indeks bakal cenderung tertekan pada hari ini. Titik support IHSG diprediksi berada pada level 5.000-5.030, sementara titik resistan di level 5.103-5.140. Amin menyarankan agar investor menghindari sektor pakan ternak ayam dan pertambangan.