Gubernur BI Agus DW Martowardojo, resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan kehadiran pemimpin baru dalam sebuah pemerintahan dapat memberikan angin segar terhadap kondisi perekonomian. Ia mencontohkan, presiden terpilih India, Pranab Mukherjee, yang bukan berasal dari pemerintah inkumben, mampu melakukan reformasi.
"Implementasi reformasi struktural di India berhasil memulihkan ekonomi cukup cepat," kata Agus saat menyampaikan pidato dalam acara Temu CEO Pelapor Utang Luar Negeri dan Sosialisasi Peraturan bank Indonesia mengenai Utang Luar Negeri Nonbank di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2014. (Baca: Pemerintah Bersiap Naikkan BBM Sebelum 2015)
India, menurut Agus, merupakan negara yang memiliki pemimpin baru yang terbukti dapat melakukan reformasi dalam sejumlah hal, termasuk perekonomian negara. "Kondisi tertekan bisa diperbaiki. Di negara lain yang tidak ada pemimpin baru, tidak ada perubahan besar," ujar Agus.
Melihat hal itu, Agus berharap perekonomian di Indonesia akan turut membaik seiring dengan berjalan mulusnya peralihan kepemimpinan dari pemerintah lama ke pemerintah baru di bawah Joko Widodo. "Indonesia punya pemimpin baru, market punya harapan.” (Baca: Pesan CT: Investasi Sektor Migas Harus Jujur)
Ia yakin seluruh elemen, termasuk pasar, harus positif melihat akan datangnya perbaikan ekonomi di Indonesia baik makro maupun mikro. "Di dunia usaha pun semakin dapat environment sehat dan didukung policy yang positif dari pemerintahan," kata Agus.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.